KURUNGBUKA.com, CILEGON – Kampung halaman adalah rumah bagi setiap orang. Begitulah kurang lebih banyak orang mempersepsikan kampung halaman, terutama bagi kalangan urban yang terjebak dalam gemerlapnya kota.

Sementara kampung halaman juga terikat erat dengan masa kanak-kanak yang indah, tanpa beban dan penuh harapan. Maka berpijak dari hal tersebut, Komunitas Literasi Damar26 Cilegon mencoba menerjemahkannya melalui pameran gambar bertema Kampungku Imajiku yang melibatkan anak-anak usia 5-10 tahun dalam kegiatannya.

Pameran Kampungku Imajiku ini telah berlangsung di Sekretariat Komunitas Literasi Damar26 Cilegon, Lingkungan Dukuh Malang, Kelurahan Tegal Bunder, Kecamatan Purwakarta, Kota Cilegon. Pameran ini menampilkan hasil seni rupa anak yang berlangsung selama enam hari, mulai dari tanggal 21 sampai 26 Februari 2022.

Di Komunitas Literasi Damar26 Cilegon, aktivitas rutinnya memang banyak melibatkan anak-anak dalam rentang usia 5-10 tahun dalam program Kelas Menggambar. Kegiatan ini sudah berjalan kurang lebih selama tiga tahun. Dalam satu bulan, anak-anak dapat mengikuti kegiatan Kelas Menggambar selama empat kali. Kelas Menggambar dilaksanakan setiap hari rabu ba’da ashar. Biasanya ini diikuti oleh anak-anak yang tinggal di sekitar Sekretariat Komunitas Literasi Damar26 Cilegon.

“Pada rentang waktu yang sudah panjang tersebut, Kelas Menggambar telah menghasilkan ratusan karya. Mulai dari sketsa sampai gambar berwarna yang dibuat sendiri oleh anak-anak. Untuk mengenalkan gambar agar lebih dekat dengan masyarakat, Komunitas Literasi Damar26 Cilegon akan mengadakan pameran pertama hasil karya anak-anak kelas menggambar. Karena banyaknya karya dan ruang pameran terbatas, maka panitia memilih 158 karya terbaik. Hal ini dimaksudkan agar pameran dapat menyajikan karya maksimal,” ucap Indra Kesuma selalu kurator dan pengasuh kelas menggambar.

Tema ini,lanjutnya, dipilih karena berhubungan erat dengan karya-karya yang akan dipamerkan. Gambar yang dibuat oleh anak-anak kelas menggambar sangat mewakili suasana—keadaan kampung tempat tinggal mereka yang dikelilingi oleh perbukitan, sawah dan kebun.

Semua itu digambarkan dengan caranya masing-masing lewat pengalaman keseharian dengan tampilan visual sederhana, unik, tak terduga bahkan sulit dipahami. Inilah ciri karya anak. Penuh kejutan dan garis serta warna spontan tanpa masalah. Hingga lahirlah karya-karya artistik dan spesial.

Ayatullah Marai, pendiri Komunitas Literasi Damar 26 juga berharap kepada dinas terkait saling menguatkan dalam menggiatkan literasi dan mencerdaskan anak bangsa.

“Terutama komunitas-komunitas, relawan yang selama ini jatuh bangun bertahan, mempertahankan dalam derasnya arus informasi,” katanya.

Ia menuturkan, pameran gambar ini juga merupakan langkah awal dalam mempertajam intuisi dan kreativitas anak yang selama ini sudah dipenuhi aktivitasnya oleh gawai.(Lmr)