Judul Buku                  :Sufi Healing: Integrasi Tasawuf dan Psikologi dalam Penyembuhan Psikis dan Fisik
Penulis                         : Dr. KH. Syamsul Bakri, M.Ag. dan Ahmad Saifuddin, M.Psi., Psikolog
Penerbit                       : PT RajaGrafindo Persada
Cetakan                        : Nopember 2019
Tebal                            : xii + 202 Halaman
ISBN                            : 978-623-231-154-1

Di kalangan masyarakat umum, perhatiaan terhadap penyakit mental kurang begitu mendapat perhatian dibanding penyakit fisik. Misal, ketika kita sedang sakit sariawan dengan cepat akan periksa dan berobat. Berbeda dengan apabila kita sedang mengalami gangguan mental atau psikologis seperti stress dan depresi. Kita cenderung santai dan menganggap itu hal biasa. Kepedulian dan kesadaran terhadap kesehatan mental di negeri ini memang masih minim.

Sering muncul pertanyaan mengenai lebih penting mana antara badan dan jiwa, atau fisik dan psikis? Selama ini belum ada satu orang pun yang memberikan penjelasan secara signifikan terkait itu. Karena keduanya saling membutuhkan dan saling memengaruhi dalam proses berlangsungnya kehidupan manusia. Mafhum, badan (materi) manusia memerlukan yang namanya jiwa (imateri) sedangkan jiwa manusia membutuhkan badan sebagai wadah untuk berekspresi.

Gelaja penyakit mental atau psikologis di antaranya adalah depresi, stres, perasaan cemas, was-was dan frustasi. Dalam literatur tasawuf penyakit jiwa atau lebih sering disebut dengan penyakit hati di anataranya ialah riya’ (pamer), ‘ujub (bangga diri), iri hati dan dengki. Ilmu tasawuf memandang, penyakit hati sama berbahayanya dengan penyakit fisik seperti batuk, pusing, gatal-gatal, sariawan dn lain-lain. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad, “Yang aku khawatirkan terhadap umatku adalah riya’ dan syahwat yang tersembunyi.”

Apa itu tasawuf? Tasawuf merupakan salah satu jalan yang berupaya mengantarkan manusia pada Tuhannya melalui proses penyucian jiwa, hati, dan pengendalian hawa nafsu. Selain itu, juga disertai dengan pola hidup yang sederhana dengan menjaga jarak dari hal yang bersifat materi duniawi, yang disebut dengan zuhud. Implementasi tasawuf untuk kehidupan di antaranya ialah meningkatkan moralitas, meningkatkan etos kerja, serta mencapai kesejahteraan psikologis.

Apa itu psikologi? Secara garis besar, psikologi merupakan ilmu yang mengamati perilaku-perilaku manusia dan mempelajari proses mental atau kejiwaan dari manusia. Psikoterapi sebagai teknik terapi psikologis yang dipakai ilmu psikologi dalam peyembuhan penyakit mental, depresi, frustasi, stres, dan membantu dalam penyesuaian diri, serta sebagai teknik dalam memperoleh kesehatan jiwa.

Hadirnya tasawuf di tengah-tengah masyarakat mampu dijadikan filter dalam menjalani kehidupan serta menjadi pemasok nilai-nilai moralitas dan spiritualitas. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi telah memberikan dampak positif dan negatif pada kehidupan manusia. Apabila kita tidak mampu mengikuti dan melakukan filterisasi, maka akan memunculkan permasalahan psikologis, seperti kecemasan, frustasi, depresi serta kehampaan sisi spiritualitas.

Sebagaimana yang diungkapkan penulis dalam bukunya yang berjudul Sufi Healing. Kemajuan teknologi menjadikan tuntutan kehidupan semakin tinggi, persaingan kerja semakin meningkat. Terciptanya mesin-mesin industri menjadikan berkurangnya lapangan pekerjaan, karena tenaga manusia tergantikan oleh tenaga mesin. Akibatnya, terjadilah kesenjangan dalam lingkungan masyarakat yang tidak sesuai antara cita-cita dan realita (h. 63).

Dalam buku ini, keterkaitan antara ilmu psikologi dan tasawuf dalam memberikan alternatif penyembuhan fisik dan psikis dengan teknik yang disebut sufi healing bukanlah proses islamisasi ilmu, namun lebih pada mengintegrasikan antarilmu pengetahuan. Di mana tasawuf memiliki nilai-nilai yang bisa dijadikan terapi penyembuhan dan kesehatan, seperti konsep zuhud, kanaah, khauf, tawakal, dan lain-lain. Sedangkan ilmu psikologi kaya akan teknik psikoterapi.

Penyembuhan model sufi healing ini adalah sebuah upaya dalam membumikan nilai-nilai tasawuf di lingkungan masyarakat, dengan memanfaatkan teknik-teknik psikoterapi sebagai alat dalam penyembuhan fisik dan psikis.

Pada tahun 2012, hal serupa juga pernah dilakukan oleh Prof. Amin Syukur. Namun, model sufi healing yang ditawarkannya lebih fokus pada teknik zikir pernafasan, sebagai media dalam terapi. Amin Syukur mengungkapkan, bahwa zikir sebagai inti  sufi healing, karena zikir pada hakikatnya mengingat Allah baik secara lisan, hati maupun sikap. Maka di manapun berada dan kapan saja bisa lakukan asal ditujukan kepada Allah.

Syamsul Bakri dan Ahmad Saifuddin dalam bukunya yang berjudul Sufi Healing, Integrasi tasawuf dan Psikologi dalam Penyembuhan Fisik dan Psikis memberikan pemahaman dan menjelaskan bagaimana langkah-langkah atau mekanisme psikoterapi sufi healing, sehingga pembaca selain memahami juga bisa mempraktikannya (h. 108). Ini menjadi pembeda dengan karya tentang sufi healing yang telah ada sebelumnya, salah satunya karya Amin Syukur dengan judul Sufi Healing, Terapi dengan Metode Tasawuf.

Sebagai penutup, mengutip apa yang disampaikan penulis, dengan berprasangka baik dan berpikir positif dapat membantu seseorang mencapai kesehatan mental. Karena gangguan mental seringkali disebabkan oleh pikiran dan keyakinan yang irasional (h. 161).