KURUNGBUKA.com – Anak lahir dan bertumbuh di suatu tempat dengan pertambahan pengertian. Namun, ada keanehan yang dialami anak mengenai geografi atau permukiman. Lazimnya, anak mengetahui ia berada di desa atau kota. Yang menandai adalah deretan dan kumpulan rumah dan peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam kebersamaan.

Yang berbeda ditulis oleh Zhang Wei  dalam novel berjudul Looking for the King of Fish (2021). Si tokoh bercerita: “Saat aku kecil, aku tidak tahu apa itu ‘desa’. Hanya tahu bahwa kami tinggal di ‘pegunungan’. Semua orang tidak memiliki tetangga karena saat keluar rumah sering tidak berjumpa siapa pun. Hanya ada gunung dan pepohonann – tidak banyak dan tidak besar. Selain itu, tidak ada kucing dan anjing.

Anak yang tidak mudah mengerti gagasan dan perwujudan hidup kolektif. Ia “gagal” memiliki dan berhubungan dengan tetangga (dekat). Berada di rumah yang secara jarak terpisah dari rumah yang lain. Akibatnya, pembentukan biografi kuat dalam keluarga tapi sedikit dalam pergaulan beragam.

Ia nerasa kesepian, yang diimpikan macam-macam. Takdir yang membuatnya berada di tempat yang serba terbatas. Namun, ia perlahan menyadari ada yang membahagiakan. Yang diinginkan anak: “Aku suka kucing, anjing, dan kambing, tetapi semua ada di tempat jauh. Rasanya mereka tidak bisa berjalan sampai ke tempat kami.”

Pengalaman bertetangga terbatas. Keinginan bermain bersama binatang-binatang pun hampir kemustahilan. Kita membayangkan anak yang hidup dalam seribu ingin. Ia masih berada di Bumi, tinggal di tempat yang mungkin tidak tercantum dalam peta yang sewajarnya.

*) Image by Gramedia.com

Dukung Kurungbuka.com untuk terus menayangkan karya-karya penulis terbaik dari Indonesia. Khusus di kolom ini, dukunganmu sepenuhnya akan diberikan kepada penulisnya. >>> KLIK DI SINI <<<