KURUNGBUKA.com – Anak-anak yang membuat ibu berani membuat keputusan yang besar. Pada awalnya, ibu itu memiliki pekerjaan atau berada dalam dunia yang mengikuti ambisi. Keputusan sulit harus dibuat saat ia memiliki dan memikirkan anak-anak. Maka, ibu yang akhirnya memilih berada di rumah untuk mengasuh anak-anak sebenarnya meninggalkan dunia yang lain.

Ia mungkin dilematis. Namun, keputusan dibuat menggunakan argumentasi yang manusiawi. Biasanya “demi anak-anak” adalah argumentasi terbaik meski tetap bisa dibantah. Anak-anak adalah alasan bagi ibu betah di rumah: melakukan banyak pekerjaan dan memberikan diri sepenuhnya.

Kita mengetahui anak-anak itu alasan dalam novel berjudul Tamasya Laut (1988) yang ditulis oleh Edith Unnerstad. Pembaca diharapkan mengenali perubahan alur hidup: “Mama pernah masyhur selaku bintang panggung, tapi sejak satu demi satu kami muncul ke dunia, agaknya ia puas sudah dengan perannya sebagai ibu rumah tangga.”

Pembuktian bahwa anak-anak yang menentukan perubahan dalam keluarga. Mereka yang membuat ibu atau mama mencipta biografi tak pribadi tapi kolektif. Pada anak-anak, ibu menunaikan tugas-tugas yang besar dan rumit. Ia dalam rutinitas yang mungkin membosankan tapi harus terjadi setiap hari.

Dunia yang pernah dimiliki tidak hilang semuanya. Ibu hak membawa masa lalunya kepada anak-anak. Yang diceritakan: “Kami tujuh bersaudara. Ada sebagian di antara kami yang cukup janggal namanya.” Penyebab adalah ibu yang ingin nama para tokoh yang berada di panggung teater menjadi nama anak-anak. Ia lama merasuk dalam lakon-lakon yang digubah William Shakepeare. Pada akhirnya, ia masih terhubung dengan teater saat berani memberi nama-nama untuk anaknya.

*) Image by bukubukubekas

Dukung Kurungbuka.com untuk terus menayangkan karya-karya penulis terbaik dari Indonesia. Khusus di kolom ini, dukunganmu sepenuhnya akan diberikan kepada penulisnya. >>> KLIK DI SINI <<<