KURUNGBUKA.com – (21/02/2024) Para pembaca dan kolektor novel-novel terlaris di dunia sepanjang masa pasti mengingat namanya. Di Indonesia, novel-novelntya diterjemahkan dan diterbitkan Gramedia. Ribuan orang menjadi pembacanya. Pengarang yang dikagumi meski jarang dianggap bertaraf sastra seperti anggapan-anggapan para pembaca di Indonesia.
Novel-novelnya ikut melimpahkan cerita bagi orang-orang Indonesia yang tidak ingin menanggung ceritanya di Indonesia saja. Cerita-cerita yang ditulis pengarang asing biasanya mengesankan, mengesahkan sebagai umat novel internasional. Yang kita ingat dan catat: Sidney Sheldon.
Kehidupannya mulanya dalam kemiskinan dan kerumitan. Di buku berjudul The Other Side of Me (2007), Sidney Sheldon membagikan pengalaman hidupnya untuk kita. Ketenaran diperoleh dari babak-babak yang menyakitkan, sejak kecil. Ia mengingat bapak dan ibunya: “Mereka bertengkar dari waktu ke waktu, tetapi bukan pertengkaran normal: pertengkaran itu pahit dan menyakitkan. Mereka saling mencari titik lemah masing-masing dan menyerangnya.”
Ia yang berada dalam lakon buruk, bukan ditemukan dalam halaman-halaman novel atau pentas sandiwara. Yang dialamai Sidney Sheldon melebihi suguhan “sastra”. Setiap hari adalah api yang menghanguskan impian-impian bahagia.
Yang mungkin dilakukan: “Pertengkaran itu menjadi begitu memanas sehingga aku biasanya keluar rumah pergi ke perpustakaan umum, tempatku kabur untuk mencari dunia-dunia yang damai dan tenang dalam buku-buku Hardy Boys dan Tom Swift.”
Ia menemukan buku saat minggat dari rumah. Jadi, sosok menderita itu mendapat penghiburan dalam cerita-cerita yang tidak terjadi dalam keluarganya. Babak yang menyakitkan kelak “menyaktikan” dirinya sebagai pengarang.
(Sidney Sheldon, 2007, The Other Side of Me, Gramedia Pustaka Utama)
Dukung Kurungbuka.com untuk terus menayangkan karya-karya terbaik penulis di Indonesia. Khusus di kolom ini, dukunganmu sepenuhnya akan diberikan kepada penulisnya. >>> KLIK DI SINI <<<