KURUNGBUKA.com – (01/07/2024) Penulis yang telah menghasilkan banyak cerita dan memberi ulasan-ulasan sastra akhirnya menuju ke penentuan: terus ke depan atau mengingat sumber. Konon, para pembacanya menuntut agar selalu ada kebaruan dalam cerita-cerita yang ditulis. Tuntutan yang menjadikan ketekunan membaca terus terjadi.
Penulis yang merasa pernah memiliki pencapaian tertinggi mulai menilik lagi kemauan-kemauannya dalam bersastra. Ia tidak ingin berhenti atau monoton. Namun, pertaruhan sastra yang dibuatnya memunculkan pilihan jika mengamati yang silam sekaligus mengetahui alurnya dalam bersastra sejak awal.
“Dari waktu ke waktu, saya merasa bahwa jalan yang saya ambil membawa saya kembali ke sumber tradisi Italia yang sejati tetapi terlupakan,” kata Italo Calvino (1968). Ia memasalahkan nama-nama lama dalam sastra dan sains di Italia. Yang ditemukannya adalah beragam pemikiran yang hebat, yang bisa beriringan atau bertentangan.
Sumber-sumber lama dan “kebaruan” yang dikehendaki menjadikan Italo Calvino mahir memberi cerita-cerita yang memukau. Ia tidak sepenuhnya dapat berhasil ke sumber. Yang dilakukan Italo Calvino adalah menulis cerita, yang disempurnakan dengan cara baca dan hasil amatan atas gubahan-gubahan sastra: lama dan baru.
Italo Calvino pun mengatakan: “Sebab, cerita komedi saya mungkin mudah dicerna sebagai hal yang berkebalikan dari yang sebenarnya: membuat sel berbicara seolah-olah mereka adalah manusia, menciptakan sosok dan bahasa manusia dalam kehampaan yang purba, singkatnya memainkan permainan antroformisme yang lama.”
Kita yang hanya beberapa membaca cerita gubahan Itali Calvino dalam terjemahan bahasa Indonesia agak mudah membenarkannya.
(Italo Calvino, 2022, Maslahat Sastra, Basabasi)
Dukung Kurungbuka.com untuk terus menayangkan karya-karya terbaik penulis di Indonesia. Khusus di kolom ini, dukunganmu sepenuhnya akan diberikan kepada penulisnya. >>> KLIK DI SINI <<<