KURUNGBUKA.com – (16/01/2024) Pengarang-pengarang di Indonesia moncer, setelah orang-orang memberi perhatian untuk cerita bersambung. Pada mulanya, koran dan majalah memuat cerita bersambung. Kita bisa menyingkatnya cerbung. Pada masa lalu, dua pengarang terkenal dengan cerbung dimuat di Kompas adalah Marga T dan Ashadi Siregar.
Yang mengukuhkan pengarang: cerbung diterbitkan menjadi buku. Para pembaca yang mengikuti cerbung membeli buku. Mereka kadang menemukan perbedaan-perbedaan, yang minta jawaban dan bukti dari pengarang.
Di kesusastraan dunia, cerbung ikut menentukan. Yang menjelaskan adalah Gunter Grass (1999). Ia memiliki pengamatan yang mengena: “Selagi bab-bab awal dimuat dalam pergantian yang cepat, bagian tengah sedang ditulis dengan tangan dan kesimpulannya masih belum terbayang.” Para pembacanya dalam penantian.
Yang terbaca belum selesai, menimbulkan ketegangan dan sabar yang janggal. Penulisnya dalam pertaruhan yang berhitung jumlah kata, waktu, dan kehendak pembaca. “Bersambung”, istilah yang menjadikan hari-hari memiliki cerita, yang tidak harus cepat rampung.
Yang membaca bisa mengingat secara berbeda atas kehadiran cerita bersambung di koran dan majalah, yang dibandingkan dengan buku. Di depan buku, cara membacanya berbeda saat setiap hari atau minggu menikmati cerbung. Yang mengesankan adalah cerbung yang bisa dicontohkan agar para penulis berada dalam siasat penuh ketegangan.
Gunter Grass mengungkapkan cerbung itu “pelajaran tentang teknik-teknik ketegangan.” Pelajaran sulit yang menempatkan para penulis cerbung di derajat keistimewaannya. Pembuktian yang paling dicari: pembuatan klimaks dan cara menimbulkan penasaran di tiap tulisan, sebelum mendapat sambungan.
(Zen RS (editor), 2006. Pengakuan Para Sastrawan Dunia Pemenang Nobel, Pinus)
Dukung Kurungbuka.com untuk terus menayangkan karya-karya terbaik penulis di Indonesia. Khusus di kolom ini, dukunganmu sepenuhnya akan diberikan kepada penulisnya. >>> KLIK DI SINI <<<