KURUNGBUKA.com – (09/01/2024) Semua dimulai sejak masih bocah. Di rumah, ia hidup bersama bapak yang paham matematika dan ibu yang mengabdi dalam musik religius. Diri yang berada dalam ketakjuban, penasaran, ketegangan, dan misteri. Hidup tak biasa untuk membentuk penulis besar, yang mula-mula kesengsem bacaan.

Yang teringat adalah buku berjudul A Wrinkle in Time. Dan Brown mengenang bacaan masa kecil: “… buku pertama yang pernah kubaca lebih dari satu kali – tepatnya empat kali – dan konsepnya yang mengagumkan mengenai tesseracts membuatku berpikir alam semesta dengan pandangan multidimensi.”

Di Indonesia, buku itu terbit dalam edisi terjemahan bahasa Indonesia pada 2010. Judul yang dicantumkan dalam bahasa Inggris dan Indonesia: A Wrinkle in Time (Kerutan dalam Waktu). Cerita mengenai anak-anak yang melintasi ruang dan waktu. Cerita yang selalu memukau bagi anak-anak, yang membacanya dalam beragam bahasa.

Pada suatu masa, Dan Brown membacanya saat berusia 10 tahun. Ia membaca novel yang ditulis oleh Madeleine L’Engle. Ia beruntung mendapatkan bacaan.

Lisa Rogak (2006) membahasakan: “Namun di rumah, aktivitas utama adalah kegiatan intelektual.” Di tangan si bocah, ada buku yang membawanya berjalan jauh. Dan Brown saat berhasil menjadi penulis sadar pengaruh buku dalam membentuk kemampuan berimajinasinya:

“… buku yang tepat pada saat yang tepat, tapi tidak ada buku fantasi lain yang sanggup memesonaku sehebat A Wrinkle in Time.” Selama puluhan tahun, buku itu mempengaruhinya dan menuntunnya dalam menulis novel-novel.

(Lisa Rogak, 2006, Dan Brown: a Biography, Bentang)

Dukung Kurungbuka.com untuk terus menayangkan karya-karya terbaik penulis di Indonesia. Khusus di kolom ini, dukunganmu sepenuhnya akan diberikan kepada penulisnya. >>> KLIK DI SINI <<<