KURUNGBUKA.com, SERANG – Film Yuni yang mengangkat tema lokal berbahasa Jawa Serang dan Sunda Banten kembali diputar di bioskop khusus special screening bersama pemain dna kru lokal. Kali ini, film karya Kamila Andini diputar di Cinepolis Mall of Serang (MoS), Jalan Akses Tol Serang Timur, Kecamatan Cipocok Jaya, Kota Serang, kemarin (4/12). Film yang mendapatkan penghargaan sebagai Platform Prize di Toronto International Film Festival (TIFF) 2021 ini pun mendapatkan respons beragam dari para penonton.

Presiden keempat Rumah Dunia, Ahmad Wayang, mengatakan, film ini cukup berani dalam menayangkan hal-hal yang selama ini dianggap tabu.

“Sebagai orang Serang, saya bangga dengan adanya film Yuni yang mengangkat Bahasa Jawa Serang. Saya pikir ini film yang berani. Sebab, mengangkat tentang kehidupan remaja, juga cinta dan fenomena yang banyak terjadi di kalangan masyarakat menengah ke bawah tentang maraknya pernikahan di usia muda,” ujar Wayang yang juga merupakan akademisi di UIN SMH Banten ini.

Kemudian menurut salah satu pemain film Yuni, Risna Fatwa Kania menuturkan, film ini tentu menjadi kebanggaan baginya karena mampu menggunakan idiom lokal. Selain itu, ia pun senang karena di film ini banyak melibatkan sebagian besar pemain dari warga lokal seperti dari Serang dan Pandeglang.

”Sungguh yang membuat saya lebih bangga adalah film ini bisa berkiprah di dunia internasional. Dari Banten menuju dunia,” tuturnya.

Sementara itu, menurut Jurnalis Banten, Rama Safrai, ada beberapa poin yang jadi sorotannya dari film Yuni yang ditontonnya. Ia mengatakan, film ini mengangkat isu sosial masyarakat kawasan industri yang terpinggirkan.

“Ini related banget sama kondisi masyarakat yang sulit mendapatkan pekerjaan bagi masyarakat setempat dan lebih banyak tenaga kerja dari luar. Kritik untuk kesejahteraan masyarakat sekitar pabrik. Namun, film Yuni sepertinya tidak menggambarkan kondisi masyarakat Serang dan Cilegon,” katanya.(lmr)