KURUNGBUKA.com – Banyak konten menarik yang diunggah warganet seputar perayaan hari guru. Salah satunya dari akun Instagram @ajiarchive: “Banyak orang yang menolak jadi guru karena gajinya kecil, tapi bersemangat menggurui meski tak digaji”.  Konten itu menyeruak di antara warganet yang terbelah: tim yang mengucapkan Selamat Hari Guru versus tim yang menolak melakukannya. Terlepas dari keterbelahan itu, ada satu kata yang menarik kita bincangkan, kata menggurui.

Bila kita lihat paradigma pembentukan katanya, kata menggurui dibentuk dari awalan me(ng)-+guru+ akhiran -i.  Guru kita tahu merupakan sebuah profesi yang sangat mulia. Di tangannya, tercipta beragam profesi dan masa depan yang lebih baik. Namun, ketika ia dilekati awalan me(ng)- dan diikuti akhiran (-i), kita menjadi antipati.

Mengapa kata menggurui menjadi bermakna negatif padahal ia dibentuk dari profesi yang sangat mulia? Mengapa imbuhan yang tampak lemah dan tak berarti itu tidak hanya mengubah kelas kata tetapi juga mampu mengubah makna 360°?

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Daring, kata guru berarti: 1) orang yang pekerjaannya (mata pencahariannya, profesinya) mengajar dan 2) pemimpin agama: tuan –; abah –. Sementara itu, kata menggurui diberi arti: menjadikan dirinya sebagai guru (dengan mengajari, menasihati, dan sebagainya): Saudara tidak perlu ~ kami. Kata menggurui berkelas kata verba.

Proses derivasi dalam bahasa menurut saya sesuatu yang ajaib. Ambil contoh dalam bahasa Indonesia berikut:

  1. Penghulu menikahkan mempelai.
  2. Penghulu menikahi mempelai.

Verba dalam kalimat a (menikahkan) dan kalimat b (menikahi) sama-sama dibentuk dari kata dasar yang sama, nomina nikah. Akan tetapi, karena diikuti akhiran yang berbeda, maknanya pun menjadi lain. Awalan meng- dan akhiran -i pada kata menggurui menggeser makna positif pada kata guru menjadi  sesuatu yang tidak menyenangkan, bahkan cenderung kita hindari (meski gagal total karena kita hidup dalam masyarakat yang suka sekali memberi nasihat dan saran tanpa diminta).

Saya mencoba menelusuri kata yang juga mengalami paradigma pembentukan kata yang serupa dengan menggurui (meng-+profesi+-i) dan menemukan kata menghakimi, merajai, memanajeri, mengimami, dan menyutradarai. Dari lima kata itu, awalan meng- dan akhiran -i juga menggeser makna kata menjadi sesuatu yang negatif terjadi pada kata menghakimi.

Bahasa Inggris punya kata patronizing yang bermakna: showing that you think you are better or more intelligent than somebody else. Kata patronizing pun merupakan hasil derivasi ganda dari kata patron: yaitu patron > patronize> patronizing. Derivasi itu juga menggeser makna kata patron (pelindung, pembela) menjadi sesuai maknanya dengan kata menggurui.

Oxford Learners Dictionaries Daring memberi contoh penggunaan kata patronizing dalam kalimat berikut.

  1. a patronizing smile
  2. I was only trying to explain; I didn’t want to sound patronizing.

Contoh kalimat b kita lihat, mengandung kalimat penafian (disclaimer) “I hanya mencoba menjelaskan” yang disambung “saya tidak ingin terdengar menggurui.” Dalam konteks masyarakat Indonesia, kalimat-kalimat penafian itu biasanya didahului dengan kata maaf:  “Maaf, saya tidak bermaksud menggurui.” atau “Maaf, bukan maksud saya untuk menggurui.”

Dalam masyarakat yang menikmati bergibah sebagai upaya merawat kehidupan sosial, kita sepertinya dikelilingi oleh orang yang suka menggurui. Namun, saya pikir kita perlu memilah-milah mana yang harus kita hindari. Sering kali, orang-orang di sekitar kita memberi saran karena memang peduli, bukan ingin kelihatan pintar atau bahkan tidak berkaitan dengan perasaannya untuk memiliki kendali atas orang lain, seperti hasil temuan Michael Shaerer dkk. pada 2018 yang melihat upaya menggurui sebagai jalan halus menunjukkan kekuasaan. Atau barangkali niat mereka sederhana, hanya agar bisa merasa berguna untuk orang lain.

*) Image by medium.com

Dukung Kurungbuka.com untuk terus menayangkan karya-karya penulis terbaik dari Indonesia. Khusus di kolom ini, dukunganmu sepenuhnya akan diberikan kepada penulisnya. >>> KLIK DI SINI <<<