KURUNGBUKA.com – Bocah yang bernama tapi bikin ulah, yang merepotkan tapi menggelikan. Namanya jadi masalah. Kita sedang melihat ulah Anne. Ia berada dalam novel Anne of Green Gables (2014) garapan Lucy M Montgomery. Novel saja, bukan teks ilmu atau keagamaan. Maka, kita membacanya boleh diselingi mengangguk, geleng-geleng kepala, memejamkan mata sebentar, atau tertawa pelan. Penyebabnya: Anne.

Ia ingin dipanggil Cordelia. Perempuan tua yang mendengarnya bingung. Yang diketahui, gadis kecil itu bernama Anne Shirley. Namun, pemilik nama ingin nama yang lain. “Tapi, aku akan sangat senang jika dipanggil Cordelia,” katanya, yang beralasan nama itu sangat elegan. Anne tidak menggubris dokumen administrasi kependudukan. Ia menginginkan beda. Anehnya, ia mengatakan: “Anne adalah nama yang tidak romantis.”

Bocah itu tidak sedang gila atau mengalami halusinasi. Ia dalam kesadaran penuh memasahkan nama dan dampak. Perempuan tua yang bakal mengasuhnya memberi nasihat-nasihat. Anne tidak perlu malu dengan namanya yang sebenarnya. Nasihat yang tidak mudah diterima sebelum dibalas ocehan-ocehan yang menggelikan, Ingat, Anne adalah bocah bermulut sejuta kata.

Di hadapannya, orang wajib sabar. Anne omong serius: “Aku selalu membayangkan bahwa namaku Cordelia, setidaknya, aku selalu membayangkan itu beberapa tahun terakhir. Ketika aku lebih kecil, aku biasanya membayangkan namaku Geraldine, tapi sekarang aku lebih menyukai Cordelia.” Ia seperti sedang menuntut hak: anak menamai dirinya sendiri meski telanjur diberi nama oleh orang tua atau orang yang dewasa.

Dukung Kurungbuka.com untuk terus menayangkan karya-karya terbaik penulis di Indonesia. Khusus di kolom ini, dukunganmu sepenuhnya akan diberikan kepada penulisnya. >>> KLIK DI SINI <<<