SERANG – Komunitas Motor Literasi (Moli) gandeng himpunan mahasiswa Papua yang kuliah di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) untuk donasikan buku ke Papua. Tujuannya untuk ikut berperan aktif dalam menciptakan perdamaian di wilayah timur Indonesia.

Hal itu terungkap dalam acara diskusi sinergitas Moli dan Himpunan Mahasiswa Papua di Sekretariat Moli, Kampung Ciloang, Kota Serang, Banten, Minggu (6/10). Turut hadir ketua Forum Taman Bacaan Masyarakat (FTBM) Indonesia sekaligus Presiden Moli Firman Venayaksa, relawan Moli, sejumlah mahasiswa Papua yakni Maria Insoraki, Justin adelina Mangku, Monika Kabangho, Emi Bagre, dan Hanok Simes, serta Isnar Diah Safitri asal Makassar.

Firman Venayaksa mengaku prihatin dengan peristiwa kerusuhan yang terjadi di Papua. Dari keprihatinan itu, gagasan membuat sinergitas antara Moli dan mahasiswa Papua di Banten untuk bergerak dalam dunia literasi pun mencuat. Menurutnya, orang Papua juga ingin memiliki bahan bacaan, hanya masalahnya sulit sekali mendapat akses buku. “Makanya kita gandeng mahasiswa Papua untuk mengirimkan buku-buku ke Papua,” kata Firman kepada wartawan kurungbuka.com.

Dijelaskan Firman, sinergitas tersebut dilakukan dengan beberapa kegiatan seperti pengumpulan donasi buku dari berbagai acara, penyortiran buku, pengepakan, baru kemudian pengiriman buku ke Papua. Selain itu, mahasiswa Papua juga diajak ikut serta menggelar lapak buku bersama relawan Moli ke kampung-kampung. “Melalui kegiatan literasi, kami bersinergi agar jangan sampai mahasiswa Papua di Banten merasa sendirian,” ungkapnya.

Firman berencana akan mempertemukan mahasiswa Papua dengan Rektor Untirta Fatah Sulaiman dalam sebuah acara. Menurutnya, pihak akademik Kampus Untirta perlu melakukan perhatian khusus kepada mahasiswa Papua agar suasana kondusif dan kenyamanan mehasiswa Papua di Banten selalu terjaga. “Semoga kondisi di Papua kondusif, para mahasiswa Papua di Banten juga merasa aman dan nyaman,” harapnya.

Perwakilan mahasiswa Papua Hanok Simes menyambut baik ajakan sinergitas Moli dalam menciptakan perdamaian melalui gerakan literasi. Himpunan mahasiswa papua di Banten yang berdiri pada18 Mei 2019 ini siap terjun langsung bersama relawan Moli untuk mengumpulkan buku untuk masyarakat Papua. “Kami setuju rencana itu, mungkin itu jalan terbaik. Daripada kami membicarakan berita-berita kerusuhan yang bikin resah. Lebih baik beraksi positif melalui kegiatan literasi,” kata Hanuk.

Hanuk mengaku nyaman berada di Banten karena masyarakat dan teman-teman mahasiswa bisa menerima dengan baik dan ramah. “Di mana kaki kupijak, di situ hati kutaruh. Kita merasa aman asalkan kita menciptakan kenyamanan itu,” ungkap Hanuk. (Rhu)