KURUNGBUKA.com – Dalam beberapa pekan terakhir, sekolah-sekolah jenjang SD dan SMP tengah gencar mempersiapkan siswa terbaik mereka untuk mengikuti ajang talenta bakat nasional yang kini dikenal dengan nama Festival Lomba Seni dan Sastra Siswa Nasional (FLS3N). Salah satu mata lomba yang dilombakan di jenjang ini adalah Mendongeng.
Belakangan ini, saya diberi kepercayaan oleh beberapa sekolah untuk menjadi pelatih siswa delegasi lomba mendongeng tersebut.
Jika sebelumnya saya telah membagikan tips dan trik mendongeng yang seru dan menarik, kali ini saya ingin membagikan kunci rahasia agar bisa menjadi juara dalam lomba mendongeng.
Ada lima komponen penting yang harus dipersiapkan.
Pertama, siswa yang terpilih harus benar-benar memiliki kemampuan bertutur yang baik serta keberanian untuk tampil. Ini penting, karena menyangkut keterampilan dasar seorang pendongeng. Jika sekolah hanya memilih siswa karena prestasinya di kelas, belum tentu siswa tersebut mudah untuk dilatih dalam seni mendongeng.
Kedua, setelah proses seleksi, guru pendamping atau pelatih harus memilih cerita yang akan dibawakan dengan merujuk pada juknis dan tema yang telah ditetapkan panitia lomba. Cerita yang dipilih sebaiknya memuat nilai-nilai 7 Kebiasaan Baik Anak Indonesia Hebat. Tema yang sesuai menjadi poin penting dalam penilaian juri. Sebagus apa pun penampilan peserta, jika cerita yang dibawakan tidak relevan dengan tema, maka peluang menjadi juara akan mengecil.
Ketiga, komunikasi yang terbangun antara peserta dan audiens—termasuk dewan juri—sangat menentukan. Ketika mendongeng, peserta harus mampu melibatkan audiens seolah-olah mereka berada di dalam cerita. Ini menjadi nilai lebih. Misalnya dengan sapaan, “Jadi teman-teman, setelah kejadian itu, Putri dan Raja hidup sangat bahagia,” atau “Tahu nggak sih teman-teman? Ternyata Sang Raja menyamar agar tidak ketahuan siasatnya.” Dengan begitu, penampilan akan terasa alami dan tidak seperti menghafal.
Keempat, perhatikan ketepatan waktu. Dalam ketentuan lomba sudah dijelaskan batas waktu minimal dan maksimal. Maka, panjang naskah perlu disesuaikan. Jangan sampai melebihi batas waktu maksimal, atau justru kurang dari waktu minimal. Waktu adalah salah satu aspek yang sangat diperhatikan oleh juri.
Kelima, mental. Kondisi mental siswa harus benar-benar dipersiapkan oleh guru pendamping. Rasa gugup atau demam panggung sering kali muncul saat hari perlombaan. Bisa saja saat latihan tampil sempurna, namun saat tampil di panggung justru lupa isi dongeng. Oleh karena itu, pembiasaan tampil di depan umum sangat penting. Latih siswa untuk tampil di depan teman sekelas, kelas lain, guru-guru, bahkan seluruh siswa saat upacara bendera.
Jika lima komponen kunci tersebut dikuasai dan diterapkan dengan konsisten, maka peluang menjadi juara lomba mendongeng bukanlah hal yang mustahil.
Selamat berjuang, teman-teman!