KURUNGBUKA.com – Yang diimpikan anak bukan cuma jajanan, piknik, atau bermalas-malasan. Anak kadang mencipta keajaiban-keajaiban, yang disusun dari pergaulan. Sosok yang berhasrat mengenali sesama manusia, binatang, benda, pohon, bintang, bulan, dan lain-lain. Jadi, anak bertumbuh bersama yang lain-lain. Yang mengasuh adalah orang tua tapi bocah merasa mengerti peran dirinya saat mencipta pergaulan, yang boleh tidak biasa.
Yang bergaul bersama pohon-pohon namanya Anne. Bocah dalam novel Lucy M Montgomery yang berjudul Anne of Green Gables (2014). Hidupnya berubah tapi mengikutkan pergaulan bersama pohon dan sungai. Ia mengajak kita mengerti situasinya: “Aku sangat menyukai pepohonan. Dan, tidak banyak pohon di panti asuhan, hanya sedikit tanaman semungil orang kerdil di bagian depannya, dikelilingi semacam pagar bercat putih yang telah pudar. Tanaman-tanaman itu lebih mirip anak-anak yatim piatu daripada pepohonan. Biasanya, memandang mereka membuatku menangis.” Bocah yang terenyuh.
Anne itu yatim piatu. Prihatin nasib tanaman, yang mustahil bahagia di panti asuhan. Yang dikatakan Anne itu mengejek kita saat “rabun makna” di depan pohon-pohon. Anne pun bicara kepada pohon-pohon, menyampaikan sedih dan pengharapan. Di ucapan Anne, doa tak terlupa meski tidak formal.
Anne yang malah ingin mewujudkan bahagia. Di Green Gables, ia bergaul erat dengan pohon-pohon. Tambahan adalah sungai. “Salah satu impianku adalah tinggal di dekat aliran sunga kecil,” kata Anne. Ia bukan membual. Bocah yang mengasihi pohon, yang berbahagia dengan sungai.
Dukung Kurungbuka.com untuk terus menayangkan karya-karya penulis terbaik dari Indonesia. Khusus di kolom ini, dukunganmu sepenuhnya akan diberikan kepada penulisnya. >>> KLIK DI SINI <<<







