KURUNGBUKA.com – Yang biasa terlihat, anak-anak membaca beragam buku pelajaran. Di sekolah, mereka memang “dipaksa” atau dibiasakan menghabiskan hari-harinya dengan buku-buku pelajaran. Konon, ia dijanjikan bakal mendapat pengetahuan. Yang terpenting adalah anak-anak mengerjakan tugas dan berharap selalu mendapat nilai yang tinggi.

Namun, anak-anak yang tidak mau menyerahkan hidupnya untuk pelajaran-pelajaran, boleh membaca buku-buku yang lain. Yang dibaca tidak harus mendukung pelajaran. Anak mungkin membaca dalam kepentingan mencari hiburan atau “petualangan” yang menghindarkannya dari rutinitas keseharian.

Di novel berjudul The Lost Library (2025) gubahan Rebecca Stead dan Wendy Mass, kita bertemu anak bernama Evan yang sempat terhibur dan tertantang dengan buku bukan pelajaran. Ia tidak mengabaikan tugas-tugas sekolah tapi berani mengukuti penasaran gara-gara buku lama.

Yang diceritakan: “Sambil berbaring di bantal, ia membuka buku itu di atas kepala dan tersentak. Dari suatu tempat di antara halaman-halaman itu, ada yang jatuh dengan ringan ke dadanya. Ia memungut benda tersebut.” Buku cetak, buku yang tidak cuma dibaca. Di situ, orang biasa menyimpan lembaran uang, kertas catatan, atau benda-benda lainnya.

Evan menemukan selembar foto. Benda itulah yang membuatnya ingin mengetahui banyak hal. Foto yang ditanyakan kepada siapa saja, yang nantinya dapat memberi penjelasan-penjelasan saling berkaitan. Foto itu “warisan” dari masa lalu, yang mengiringi penyingkapan misteri pembaca, penulis, dan kota. Semula, yang membuat Evan bertualang adalah buku. Yang makin menyemangatinya adalah foto.

*) Image by resensi.ilarizky.com

Dukung Kurungbuka.com untuk terus menayangkan karya-karya penulis terbaik dari Indonesia. Khusus di kolom ini, dukunganmu sepenuhnya akan diberikan kepada penulisnya. >>> KLIK DI SINI <<<