“Dia jadi tahu berbagai penyakit yang disebabkan oleh buku. Dan, pelbagai gejala penyakit itu muncul padanya: mengkhayal tanpa henti, pergelangan tangan yang terasa sakit, hasrat untuk mendapatkan buku sampai harus mencuri, dan kecanduan buku tiap malam sampai pagi.”

(Bothayna Al-Essa, The Book Censor’s Library, Baca, 2025)

KURUNGBUKA.com – Dari negeri yang jauh, novel itu datang ke Indonesia membawa gejolak-gejolak yang mengingatkan bahwa buku tidak selamanya kemuliaan. Di buku besar sejarah peradaban, buku telanjur diakui sangat menentukan dan memberi kemajuan-kemajuan di pelbagai negeri. Pujian-pujian terhadap buku sudah “keterlaluan”, yang menutupi borok dan sialnya.

Yang kita baca adalah novel mengenai orang yang bekerja menyensor buku. Maka, sebutannya adalah penyensor buku. Artinya, buku-buku tidak sepenuhnya mengandung kebaikan, ilmu, hikmah, dan lain-lain. Buku-buku menimbulkan masalah jika isinya dianggap merusak, menghancurkan, menistakan, atau menghasut. Bothayna menyodorkan tokoh yang kenikmatan membaca buku dan bahaya-bahayanya.

Dilema yang menyulitkan adalah memerankan sebagai penyensor, pembaca, atau penafsir. Kita agak dibuat kacau oleh istilah-istilah dalam novel yang berjudul The Book Censor’s Library. Namun, pemahaman kita bahwa orang yang memegang buku atau di hadapannya ada buku yang terbuka adalah pembaca sedang “ditunda” atau “dibatalkan”. Penyebutan seseorang sebagai pembaca buku mengharuskan memenuhi syarat-syarat, tidak berdasarkan peristiwa yang tampak mata saja.

Apakah membaca buku menjadikan orang beradab atau berilmu? Nasihat-nasihat dari masa lampau memang mengajak orang-orang membaca buku agar mentas dari kebodohan atau memiliki “kesadaran” yang memungkinkan derajat pemahamannya berkembang. Yang membaca buku belu dipastikan pintar dan bijak. Pada suatu situasi, pembaca buku kadang sedang membuat agenda-agenda biadab.

Tokoh yang diceritakan dalam novel sedang bimbang dalam memulai pekerjaan sebagai penyensor buku. Ia bertugas meneliti buku dengan cara mencari dan menemukan segala hal, yang nantinya diputuskan untuk “boleh” atau “terlarang” dinikmati masyarakat. Tokoh yang dibekali banyak peraturan. Maka, ia tidak mudah menempatkan dirinya sebagai pembaca buku. Yang utama adalah menyensor melalui peristiwa membaca buku. Bagaimana kita mengetahui dirinya saat bersama buku berperan sebagai penyensor atau pembaca?

Kita belum perlu tergesa menjawabnya. Masalah awal yang disodorkan sebagai tanggungan dari penyensor buku adalah pengakuan adanya beberapa penyakit yang bersumber dari buku. Ia tidak sedang memberi guyonan. Kita malah boleh kebablasan menyatakan: membaca buku mengakibatkan mati. Kelakar yang agak ringan: yang membaca buku, yang penyakitan. Buku yang semula dianggap sumber pengetahuan berubah menjadi sumber penyakit. Buku yang semestinya “dimusuhi” dan “dihindari”.

Namun, tokoh yang digerakkan oleh Bothayna sulit menghindari godaan-godaan buku dengan segala risikonya. Ia menginginkan menjadi pembaca buku walau mengetahui segala konsekuensinya. Maka, yang disampaikan adalah penyakit-penyakit. Kita tidak usah menambahi bahwa membaca buku mengakibatkan penyakit kanker, jantung, ginjal, atau diabetes.

Buku memang godaan. Tokoh yang berani menjadi pembaca buku melampaui perannya untuk menyensor. Ia mengerti kondisi tubuh dan dampak saat menuruti hasrat membaca buku. Tubuh yang menjadi sasaran dari keganasan buku. Penyakit-penyakit yang disampaikan tidak langsung mengarahkan kita ke rumah sakit dan pemeriksaan oleh dokter.

Penyakit yang diungkap dalam novel ingin memberi pengertian yang berlebihan mengenai pembaca yang mendapat keburukan dan kesialan. Keberanian membaca buku belum tentu menjadikan pembaca bahagia. Sebaliknya, ia terpaksa atau rela menerima derita dan kesulitan bila ingin terus menjadi pembaca. Pilihan untuk berhenti bisa “menyelamatkannya”. Padahal, berhenti itu susah setelah kecanduan atau terjerat pemujaan buku.

*) Image by dokumentasi pribadi Bandung Mawardi (Kabut)

Dukung Kurungbuka.com untuk terus menayangkan karya-karya penulis terbaik dari Indonesia. Khusus di kolom ini, dukunganmu sepenuhnya akan diberikan kepada penulisnya. >>> KLIK DI SINI <<<