KURUNGBUKA.com, CILEGON – Haul Akbar Syekh KH. Ahmad Suhari bin KH. Mas Tho’if untuk kedua kalinya kembali digelar di halaman komplek makam Astana Cibeber, Cilegon pada Sabtu (06/05/23) sejak pukul 20.00 WIB – selesai.

Acara ini diselenggarakan dan dihadiri oleh Thoriqoh Qodiriyyah wa Naqsyabandiyyah ke-38, para dzuriyat, dan para jamaah yang berjumlah kurang lebih 2000 orang dari berbagai daerah seperti Menes, Serang, Labuan, Tangerang, Bekasi, dan Lampung.

Haji Nunung Nurzaini, selaku perwakilan dzuriyat Syekh Suhari dalam sambutannya mengucapkan terima kasih atas terselenggaranya acara ini.

“Kami sampaikan ribuan terima kasih kepada bapak ibu ustadz-ustadzah, panitia, tamu undangan, dan terutama kepada bapak Ustaz Salik yang telah memprakarsai acara ini,” ucapnya.

Ia juga menambahkan, alasan memilih lokasi di komplek kuburan tak lain untuk mengingatkan kita kepada orang-orang yang telah mendahului kita semua.

“Haul ini bukan hanya untuk buyut saya saja, akan tetapi untuk orang-orang yang telah mendahului kita semua. Semoga tahun depan lebih tertib, lebih banyak lagi, lebih khidmat dan bisa terlaksana kembali,” harapnya.

Dijelaskan pula dalam sambutannya bahwa Syekh KH. Ahmad Suhari memiliki 7 orang anak yang tinggal dan membangun keluarga di sekitar wilayah Banten. Beliau juga murid dari Syekh KH. Tb. Asnawi, Caringin.

Selain itu, KH. Rohimudin, perwakilan dari ahlu Thoriqoh Qodiriyyah wa Naqsyabandiyyah menjelaskan perihal toriqohnya.

“Toriq dan toriqoh itu berbeda. Abad pertama dan kedua hanya ada toriq. Toriq ini maknanya adalah kumpulan etika yang dilakukan dan disebarkan oleh para muslihin. Sampai pada abad kelima muncul seorang sufi ternama ulama terkenal yakni Syekh Abdul Qadir Al-Jailani yang memprakarsai berdirinya toriqoh ini. Jadi, sejak dahulu toriqoh itu sudah ada, konseptornya adalah Imam Al-Ghozali dan eksekutornya adalah Syekh Abdul Qadir Al-Jailani,” terangnya.

Ia menjelaskan bahwa toriqoh itu banyak, ada naqsabandiyah dan lain-lain, kita hanya memaknai secara lughowi saja, padahal toriqoh itu semua sama, sama-sama sebagai manhaj.

“Maka dari itu, toriqoh dari dahulu sampai sekarang itu sama yang dibawa oleh Syekh Abdul Qadir Al-Jailani,” sambungnya.

Usai sambutan para tokoh, acara dilanjut dengan bersalawat, berzikir, dan istigosah bersama jamaah yang dipimpin oleh KH. Abah Endin dan ditutup dengan doa yang dipandu oleh KH. Irsyad Hambali, tokoh masyarakat Link. Cibeber. (us/dhe)