“Orang yang lahir saat matahari terbenam, menghabiskan separuh hidupnya dalam temaram malam, mempelajari kegiatan yang bisa dilakukan dalam ruangan seperti menenum dan membuat jam, membaca banyak buku, menjadi intlektual, makan sangat banyak, ngeri terhadap kegelapan di luar, mendekap bayang-bayang. Orang yang lahir kala fajar merekah, mempelajari kegiatan di alam bebas dan menjadi petani atau tukang batu, menjadi sangat bugar, menghindari buku-buku dan kegiatan olahpikir, percaya diri dan selalu cerah hati, tak takut pada apa pun.”
(Alan Lightman, Mimpi-Mimpi Einstein, KPG, 1999)
KURUNGBUKA.com – Di pelbagai negeri, matahari mencipta rupa dan ramalan hidup yang berbeda. Yang biasa teringat adalah cerita-cerita agung yang mengandung matahari. Di situ, orang-orang memahami beragam pengetahuan, selain percaya ramalan-ramalan, yang berkekuatan sakral dan langgeng. Matahari, yang kemunculannya sebentar atau lama adalah tanda besar yang membuat nasib manusia dapat diceritakan dengan ribuan kata. Apakah yang berlimpahan kata di bawah matahari mampu bertahan atau berceceran setiap hari?
Alan Lightman terbukti ahli bercerita. Namun, keberaniannya mengisahkan matahari dan manusia mirip hasil memuliakan peradaban-peradaban kuno. Yang terjadi pada masa lalu adalah kebenaran, kesucian, dan keindahan yang berulang sebagai ketetapan yang tidak bisa digugat. Pada saat membuka ingatan waktu dinamakan abad XX, Alan Lightman memilih waktu adalah matahari ketimbang bersumber jam atau kalender, yang penemuannya pernah mengguncang dunia. Pada matahari, ia melestarikan pengetahuan dan ramalan tentang manusia.
Yang disampaikan Alan Lightman mengenai kelahiran dan hal-hal yang bakal terwujud adalah hasil dari ramalan atau pengulangan yang dibakukan atas nama pengetahuan. Pembeda adalah matahari terbit dan tenggelam. Kondisi dunia sangat berbeda bila matahari itu menerangi dan matahari yang tidak tampak lagi rupanya. Terang dan gelap dijadikan tanda terpenting atas nasib manusia.
Matahari dan peristiwa-peristiwa adalah rahasia yang tidak semuanya tertutup. Pada tiap zaman, ada orang-orang yang mampu membuka rahasianya sedikit-sedikit dan berkelanjutan. Artinya, misteri yang abadi menimbulkan kepercayaan jika dibuka sedikit untuk “disakralkan” dan menimbulkan makna-makna yang sering sama meski mengharuskan ingatan terbaik atau catatan yang terlindungi dari kerusakan-kerusakan.
Pada saat gelap dan temaran, kebiasaan manusia bisa dibedakan secara gambling. Yang membedakan adalah jenis pekerjaan dan kemauan-kemauan yang diwujudkan dalam hidup sehari-hari. Alan Lightman agak berlebihan tentang perbedaan merujuk “membaca banyak buku” atau “menghindari buku”. Ia sedang merayakan ramalan yang modern, yang mungkin berpijak sains. Namun, yang memikirkannya akan mengetahui abad XX memang masih sangat ditentukan matahari tapi pengertian gelap dan terang sudah “direcoki” oleh lampu atau teknologi-cahaya.
Mengapa yang dimasalahkan adalah matahari dan kelahiran manusia? Alan Lightman memang peramal yang berdasarkan statistik atau pemujaan ilmu modern yang bisa dilekatkan dengan ajaran kuno. Yang mengamati matahari berarti mengamati ciri-ciri manusia sekaligus mendefinisikan nasibnya. Matahari yang “berkuasa” memberi pembenaran terhadap pembentukan dan susunan pengetahuan, yang akhirnya diakui sebagai ramalan atau kesungguhan menjadi ilmu yang punya struktur resmi.
Kini, yang masih Bersama matahari mulai memiliki pengertian yang menjauh dari khotbah Alan Lightman. Dunia tidak lagi harus terbedakan gelap dan terang, yang sumbernya adalah matahari. Teknologi telah berkuasa untuk nasib manusia yang membutuhkan cahaya atau mengatasi gelap. Yang berulang adalah siang dan malam tapi pengalaman-pengalaman yang dibuat manusia makin mengaburkan kekuasaan matahari seperti yang dianut oleh peradaban-peradaban kuno, beberapa abad yang silam.
*) Image by dokumentasi pribadi Bandung Mawardi (Kabut)
Dukung Kurungbuka.com untuk terus menayangkan karya-karya penulis terbaik dari Indonesia. Khusus di kolom ini, dukunganmu sepenuhnya akan diberikan kepada penulisnya. >>> KLIK DI SINI <<<
