sewaktu aku sakit

6.

kau percaya kalau langit terbuat dari abon sapi, aku juga pernah percaya. sebelum naga-hiena itu datang & menghancurkan semuanya: serahkan semilyar liter darah tapir itu! aku tak percaya: sungai adalah rumah ular bersisik kuaci, jembatan hampir roboh itu pernah dilewati lelaki yang matanya seperti bola boling & angka-angka di kamar mandi akan terbakar setiap pukul 23.55. suara ambulan itu mengganggu makan subuhku … pergilah, Vafox. aku tidak mendengarmu. katakan pada Carle: ia telah membuang dokumen-dokumen itu, artinya kita gagal & klik tombol restart. kau percaya kalau sofa berduri itu pernah diduduki Yesus sebelum ia dimahkotai …

7.

sahabat-sahabatku mati. ekorku putus. langit terbakar & orang-orang melepas tangannya. kota membungkus & menghancurkan dirinya dari dalam. aku tak mempunyai nama. setiap 3.42, seorang perempuan mengirim pesan: kalkun itu sudah di depan, tolong bukakan pintu! aku tak bisa berjalan. sepasang kakiku penuh nanah & lumut. dalam lambungku, ratusan paku mengambang—yang pernah kau kirimkan, ia menetap—sebenarnya aku tak mempunyai sahabat, kecuali seekor semut seukuran meja bernama Huja …

8.

setiap 1.34, pintu itu diketuk … oleh entah siapa. angin selalu menakuti, seperti sisik naga raksasa. juga perempuan yang menangis—ia seperti mengucap sesuatu, namun bahasa yang dipakai tak tercatat kamus—jangan-jangan itu pemilik rumah sebelum aku. kabarnya ada yang mati ditembak oleh pencuri, kejadian itu singkat: malam & 1.34 … juga lelaki yang memohon.

9.

printer terus mencetak wajah musuhku. ranjang-bantal bermata 7 menatap seperti berkata: kau belum berubah, punggungmu masih berbulu & lidahmu terus berdarah. aku tak membalas kalimat itu … sebab seluruh yang pernah: telah lenyap dalam kemurung-sedihan. seekor lalat masuk ke dalam kuping, suaranya seperti printer terus mencetak wajah musuhku … tombak itu!

10.

perempuan. perempuan itu. perempuan itu selalu. perempuan itu selalu datang. perempuan itu selalu datang tanpa. perempuan itu selalu datang tanpa bilang. perempuan itu selalu datang tanpa bilang lalu. perempuan itu selalu datang tanpa bilang lalu menusuk. perempuan itu selalu datang tanpa bilang lalu menusuk tanganku. perempuan itu selalu datang tanpa bilang lalu menusuk tanganku dengan. perempuan itu selalu datang tanpa bilang lalu menusuk tanganku dengan tombak.

Medan, 2021

***

setiap dia menaruh liur komodo

aku seperti merasakan kesedihan yang besar. sebesar raksasa yang menginap dalam tubuhku. hari ini, aku bertamu ke rumahnya. tak ada yang berbeda: lukisan babi yang terbunuh, patung naga dengan sisik terlepas & kain bermotif harimau melayang-layang. aku seperti kembali pada hari-hari kemarin. ketika aku masih melambai tangan ke arahnya, dipenjara oleh sekolah yang aneh & pulang dengan jari-jari yang tak lengkap. sekarang aku melihat matanya lagi. namun tidak dengan susu dalam gelas itu. tidak untuk itu.

Medan, 2023

*) Image by istockphoto.com