KEDALUWARSA
Paru-paruku kedaluwarsa
Seakan bernapas tak lagi guna
Jatuh harapku pada purnama
Memintanya menempa nyawa
Andai meniup nyawa
Semudah membalik tangan
Kuminta kembali ibuku
Dari pangkuan Tuhan
Andai merakit jiwa
Seringan menarik kertas
Kurenggut kembali ayahku
Dari liang kuburnya
Kakiku ringkih menapaktilasi langit
Lantas terjatuh dilempar takdir
***
ALAM BERBICARA
Malam-malam menggigil
Kudengar bumi curhat kepadaku
Katanya angin mengamuk
Menggugurkan pohon yang juga protes
Daun indahnya telah rontok
Bulan tiba-tiba mogok kerja
Arus air juga mati rasa
Limbah medis dimana-mana
Makhluk-makhluk makin dilema
Dunia menjaga langkahnya
Agar tidak tersandung
Alam meminta kita bersyukur
Bukan menghancurkannya hingga lebur
***
TERBENAM DI LAUT LEPAS
Aku terbenam di laut lepas
Matahari menatapku iba
Sembari menelungkupkan wajahnya
Pendar cahaya melesat dilahap bumi
Mimpiku telah pecah
Digantikan ombak menjerit dan air beriak
Angan dan harap berlalu-lalang saja
Tanpa ada tempat untuk parkir
Keruh hatiku diterpa hujan
Yang membasuh kala diharapakan
Jantungku merintih diremuk malam
Ragaku mencoba kabur dari kecamuk alam
Bulan sabit memenggal kepalaku
Hingga menetes darahku mencemari laut
Burung camar tertawa terbahak bahak
Menyantap dagingku yang berceceran
2025
***
MENANAM SUMPAH SERAPAH
Aku bicara dengan kursi
Yang sibuk mendorongku agar berdiri
Menawarkan mimpi untuk didaki
Membuang limbah di dalam hati
Omong kosong mencemari
Tubuh yang gagah ini
Rapuh, seperti air yang keruh
Mencemari seluruh tubuh
Kutanam kembali
Sumpah serapah itu
Yang membusuk di hati
Kujalani hari tanpa berkeruh
Dalam vas yang bergemuruh
Semua lukisan lara
Kupajang selamanya
Menemaniku saat berkelana
Kumanfaatkan tuk mengembala
2024
*) Image by istockphoto.com