ON GRASS PREDICTION

ketika kanak, ema melatih aku:  segera

membaca niat puasa–pro esok. di usai

membaca doa: bersegera buka dan shalat

”persiapan esok hari–agar tidak lupa …”

(ketika dewasa: terbiasa baca doa esok,

pasti puasa, saat akan taraweh–yakin:

hari esok pasti dilimpahkan. benarkah?)

kini, di usia 64 tahun, di saat sahur: 

aku bimbang membacanya, tak lagi

yakin bisa menyelesaikan hari. horrorable

2018

*

ON BLUES

ema mungkin belum ke sorga–dan tak

boleh ke neraka, dan aku beramal, atas

namanya–: karena dunia belum kiamat

sepertinya:  di tiap ramadhan,

lebih dari 50 kali, terus puasa,

terus menanti momen buka. bersyukur

dan seusai magrib, saat mau taraweh:

apakah kiamat sedang menggejala,

atau itu cuma suar kembang api lebaran?

ketika dengar takbir: aku ingat ema, aku

ingin pulang–dan bersimpuh di kuburan

2018

*

URBANIUM (BLUES)

kampung itu hutan liar yang dibabat,

serta rumah + ladang dikembangkan

–setapak tanah becek jadi gang paving

aku bibit yang ditugal, hasil penenan

yang siap jual–berbiak, di urbanium,

mungkin hanya ulat bulu atau ular bludak

ya! tapi aku rindu pulang. bersimpuh

serta bilang, ”anak-anak, seperti aku, dulu,

tak mungkin bisa sering-sering pulang …”

2018

*

A WINTER ROCK

sahur sama nasi beku, semalaman disimpan

di kulkas–padahal pesta sepakbola, di rusia,

baru akan dimulai di bulan mendatang

kristal salju ikut termamah. bersama tempe

sisa buka, karena itu ada di dalam kriteria:

maha cabar, seperti yang tidak pakai bumbu

sisa-sisa. afkir yang tidak dibuang. awal dari

musim dingin. abadi mengisolasi–si mati

2018