KURUNGBUKA.com, KAB. SERANG – Alih-alih dirayakan dengan seremoni formal, peringatan 25 tahun Provinsi Banten justru diisi dengan tawa dan refleksi. Komunitas Stand Up Indo se-Banten mempersembahkan pertunjukan spesial bertajuk “Stand-up Comedy Special: Banten Seperempat Abad” di Aula PUPR Provinsi Banten, Kawasan KP3B, Kabupaten Serang pada Sabtu (11/10/2025) kemarin.

Pertunjukan ini menjadi lanjutan dari sukses showcase “Banten Seratus Harian” yang digelar pada Mei lalu. Kali ini, delapan komunitas Stand Up Indo dari seluruh Banten tampil membawakan keresahan warga dengan gaya khas: jujur, cerdas, dan tentu saja lucu.

Deretan komika dari berbagai daerah turut unjuk gigi, mulai dari Hadi (Pandeglang), Andis (Rangkasbitung), Bambang (Cilegon), Umin (Serang), Zidane (Kabupaten Tangerang), Bayu (Kota Tangerang), Dhipa (Tangerang Selatan), hingga Raka (Ciledug). Mereka didampingi para opener penghangat seperti Fator (Pandeglang) dan Iqbal Santos (Cilegon), serta dipandu oleh MC kocak dari Stand Up Indo Serang, Cilegon, dan Rangkasbitung: Sopo, Adam Datau, dan Bagus.

Sebagai kejutan, tampil pula mystery guest dari komika nasional, Deki Sutrisna dan Buhun Warwer, yang membuat penonton semakin antusias. Lebih dari 200 penonton memenuhi aula malam itu, bukan hanya untuk tertawa, tetapi juga untuk mendengar suara rakyat dalam balutan komedi.

Melalui panggung tawa ini, para komika mengangkat isu seputar infrastruktur, birokrasi, dan kesejahteraan masyarakat Banten setelah 25 tahun berdiri. Kritik yang dilontarkan bukan untuk menjatuhkan, tetapi sebagai bentuk cinta terhadap tanah kelahiran.

Hadi Fadillah, Penanggung jawab acara menjelaskan melalui acara ini, para komika berharap agar pemerintah tidak alergi terhadap kritik dan roasting. Justru karena peduli, mereka ingin menunjukkan sisi lain pembangunan Banten dari perspektif rakyat biasa dengan jujur, terbuka, dan penuh tawa.

“Seperempat abad Banten harusnya jadi momentum refleksi, bukan sekadar pesta. Kami ingin tawa menjadi bentuk cinta pada tanah kelahiran,” ungkapnya.

Hadi menambahkan, lewat komedi, para komika ingin menyampaikan kritik dengan cara yang lebih manusiawi dan bisa diterima semua kalangan. “Stand-up Comedy Special: Banten Seperempat Abad” diharapkan menjadi pengingat bahwa suara rakyat bisa datang dalam bentuk tawa, tapi maknanya tetap serius.

Dukungan terhadap acara ini datang dari berbagai pihak, termasuk Dinas PUPR Provinsi Banten. Menurut Hadi, pimpinan PUPR, Bu Nunung, bersama Kasubag instansi tersebut, menyambut hangat ide ini dan memfasilitasi peminjaman tempat.

“Ini kegiatan positif, karena komika bisa menjadi jembatan dalam menyampaikan kritik masyarakat,” ujar Hadi menyampaikan dukungan pihak PUPR.

Apresiasi juga datang dari Dinas Pariwisata Provinsi Banten. Menurut perwakilannya, Bu Linda, inisiatif ini menunjukkan kepedulian anak muda terhadap daerahnya.

“Stand up comedian punya cara yang unik untuk menyuarakan kritik membangun. Ini langkah baik untuk Banten,” tuturnya kepada tim pelaksana.

Dengan tawa yang menyatukan berbagai keresahan, Stand Up Indo se-Banten berhasil mengubah perayaan ulang tahun provinsi menjadi ajang refleksi yang ringan, cerdas, penuh tawa, dan bermakna. (rls/pen)