Selasa Pecah
pembatas buku berciuman
dengan kilometer yang
membentangkan provinsi
batas waktu, batas nama
stasiun jelek, penumpang jelek,
semua jadi jelek
pembatas buku yang kinclong
jatuh di bawah kursi
badanku menekuk-nekuk
sambung-sambungin topik gak nyambung
demi menjeda detik di jam tanganmu
demi menatap pupilmu lebih lama
selasa pecah
“mungkin kamu lagi capek”
“mungkin kamu lagi capek”
“mungkin kamu lagi capek”
masih tak percaya, anemon rambutmu
mengusirku semalang yatim piatu
magrib menyambar gardu listrik
sesuatu berbisik:
seharusnya aku memang
bukan ikan
badut.
2025
***
Kalah
apa rahasia mereka yang bisa setenang itu
mengitari gravitasimu tanpa
terbesit sedikitpun untuk mencium bibirmu
dengan tulus dan penuh nafsu.
mereka yang tidak mencintaimu adalah orang bodoh
seharusnya mereka mencintaimu dan
kehilangan dirinya sendiri, sepertiku.
kekalahan adalah
setelah semua puisi bacot dan penuh protes ini
aku akan tetap mencintaimu lagi
kekalahan adalah
aku yang menjadi senang memakai baju rajut
karena kamu begitu elok memakainya
sementara kamu memakainya demi terlihat elok
oleh cintamu yang bukan aku.
2025
Image by istockphoto.com







