Kita tahu bahwa teknologi semakin canggih.

KURUNGBUKA.com – Handphone dalam dua dekade ini berubah sangat drastis, bentuknya dulu persegi panjang dan berat kini berubah menjadi ringan dan jauh lebih aesthetic. Ini menunjukkan bahwa banyak yang sudah berubah dan membuat banyak orang lebih mudah dalam mengerjakan tugas. Namun di sisi lain, handphone bisa membuat kita menjadi semakin hancur dan kecanduan. Mengapa bisa kita hancur serta kecanduan? Karena otak kita sangat menyukai sesuatu yang instan.

Nah, salah satu kegiatan yang memperburuk dan membuat kita menjadi kecanduan adalah scroll sosial media. Ada beberapa dampak yang bisa membuat kita semakin buruk ketika kita scroll media sosial.

Pertama, kebodohan menular, ketika kita melihat konten yang sama berulang kali, kita tahu bahwa konten tersebut memberi informasi yang salah, namun karena kita menontonnya berulang kali, kita percaya terhadap kesalahan itu. Inilah yang dinamakan Theory Illusory Truth Effect—kesalahan yang ditonton berulang kali akan menjadi kebenaran.

Kedua ini kebanyakan di tiktok yaitu standar tiktok. Standar yang mengharuskan kita mendapatkan ini dan itu. Kenapa ini bisa terjadi? Karena budaya berpikir kritis kebanyakan orang Indonesia itu rendah. Akhirnya banyak orang yang membuat standar di tiktok nggak berdasarkan suatu ‘landasan’. Dan karena itu, jadi banyak yang berpikir: hidup saya kok nggak seenak itu ya? Ini yang kadang bikin kita tak bersyukur, padahal kata Allah dalam surah Ibrahim ayat 7 “Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat berat”.

Yang ketiga, sangat berbahaya bagi remaja yaitu attention span atau seberapa lama otak kita bisa fokus terhadap suatu pekerjaan. Zaman sekarang banyak sekali remaja yang kesusahan untuk fokus karena mereka menerima informasi yang harus dicerna secara cepat dan ini juga berdampak dengan tingkat produktif manusia pada umumnya.

Tapi apakah jika kita bermain handphone selalu berdampak buruk? Jawabannya tentu saja tidak. Menurut saya handphone ini seperti pisau jika di niatkan untuk yang baik pisau bisa digunakan untuk memotong makanan namun jika diniatkan untuk yang tidak baik maka pisau bisa digunakan untuk membunuh orang lain. Jadi sebenernya handphone ini bisa digunakan sesuai dengan orang yang memegangnya. Jika niatnya baik ya baik jika buruk ya buruk. Nah sebenernya itu merupakan pondasi dasar ketika kita ingin melakukan sesuatu, yaitu niat. Tapi adalagi nih yang harus kita lakukan selain dari niat yaitu berpikir kritis.

Tapi sebelum itu, kita harus tahu misalnya manusia ini punya enam level berpikir. Yang pertama yaitu menghapal, di level ini biasanya kita ini cenderung membaca berulang ulang atau menulis berulang ulang. Yang kedua yaitu memahami, di sini kita tidak hanya menghapal tapi mencoba mengerti sehingga kita dapat menjelaskan kepada orang lain. Level yang ketiga adalah menerapkan, disini kita bisa menggunakan informasi untuk situasi nyata. Yang keempat adalah analysis, di level empat ini kita di suruh menuntut untuk dapat berpikir kritis dan logis dengan cara membedah informasi dan mengetahui hubungan antar bagian ini juga membuat kita berpikir bahawa tidak ada satupun teori yang mutlak kebenarannya, ini nih yang nanti akan kita fokuskan. Yang kelima itu adalah evaluasi di sini kita bisa menilai sebuah informasi dan membuat berdasarkan bukti. Dan level yang paling tinggi adalah menciptakan, di sini kita dituntut untuk menggabungkan beberapa ide atau beberapa konsep yang akhirnya menciptakan sesuatu yang baru dan orisinil.

Ok, sekarang kita balik lagi ke berpikir kritis, apa itu berpikir kritis? Berpikir kritis adalah kemampuan buat berpikir jauh lebih rasional dan nantinya kita bisa mengambil keputusan jauh lebih matang  karena semua didasari lewat analisis. Berpikir kritis ini bisa buat kalian jadi nggak gitu aja percaya sama yang dibagiin orang lain, berpikir kritis adalah fondasi dari kepemimpinan yang kuat dan keputusan yang bijak. Terus apalagi nih yang harus kita lakuin? Kita harus menggunakan batas waktu penggunaan karena biasanya kita nih lupa waktu kalo misalnya udah megang handphone. Contoh kita mau nyelesain proyek, kita di awal kita buat target nyelesain pr dalam waktu satu jam dengan timer. Sehingga  kita terfokus dulu dengan proyek kita dan biasanya otak suka yang menantang makanya kita harus memakai timer. 

Terus bagaimana kalo kita sudah kecanduan dan terdampak dari handphone apa yang harus dilakukan? Ada salah satu cara yang bagus bagi orang yang ingin berhenti kecanduan bermain handphone yaitu melakukan dopamine detox. Dopamine adalah senyawa kimia yang berfungsi pemberi sinyal kebahagiaan Ketika seseorang mendapat ganjaran. Otak kita lebih menyukai sesuatu yang mudah di dapat dan cepat. Dan jika ini tidak kita kontrol bisa menyebabkan ketidakstabilan dalam otak kita. Selain itu, kita juga perlu memahami peran dopamine, senyawa kimia otak yang mengatur rasa senang. Otak kita secara alami lebih menyukai hal-hal yang cepat dan mudah, seperti notifikasi media sosial. Jika tidak dikendalikan, hal ini bisa menyebabkan ketergantungan dan menurunkan sensitivitas terhadap kebahagiaan yang lebih bermakna. Praktik dopamine detox yaitu mengurangi paparan terhadap rangsangan digital, bisa menjadi langkah awal untuk kembali mengapresiasi aktivitas yang lebih tenang dan bermakna. Jadi kalo misalnya kita udah ada target kita langung aja hapus atau matiin notif yang nggak penting.

Tapi kalo cuma itu aja saya nggak bisa terbiasa. Jadi ada satu lagi nih yang bisa menghapus kebiasaan buruk itu. Ada buku yang pernah saya baca yaitu ‘Automic Habits’ karya dari James Clear.

Di situ dia bilang kalo misalnya kita mau ngubah kebiasaan buruk  kita harus merubahnya secara pelan pelan. Kadang banyak orang yang selalu ngeremehin langkah-langkah kecil padahal ini tuh berdampak banget. Misal kita mau ngurangin scroll medsos kita, jadi di situ kita harus ngelakuinnya secara berkala. Hari pertama kita kurangin 10 menit. Hari kedua kurangin 10 menit lagi dan seterusnya sampe ke batas yang kita mau. Tapi kalo misalnya kita mau ngerubah kebiasaan buruk kita tuh wajib nge ganti ke pekerjaan yang kita sukai atau setidaknya kita pikir ini tuh bisa buat kita jauh lebih baik. Jadi 10 menit yang kita kurangin dari scroll medsos harus kita alihkan ke yang lebih baik.

Saran saya kalian bisa isi dengan membaca. Kenapa karena membaca itu bisa ngebuat otak kita jauh lebih kritis karena kita biasanya harus memahami tulisan-tulisan yang kita baca kemudian kita yang dulu sering melihat banyak konten dengan cepat jadi harus membaca satu konten yang lama dan ini bisa membantu kita jauh lebih focus.

Nah jadi di sini saya akan menyimpulkan kalo misalnya handphone bisa menjadi baik dan buruk  bagi kita tergantung niatnya. Dan banyak sekali dampak buruk yang diakibatkan dari handphone lebih tepatnya di medsos yaitu bisa membuat kita semakin bodoh kemudian banyak  standar yang tidak bisa kita ikuti bahkan bisa sampe merusak hubungan kita dengan orang lain. Untuk remaja ini bisa membuat kita kehilangan fokus.

Terus ketika kita memegang handphone kita tuh harus niatnya yang bener dan tetep harus ada target menggunakan handphonea tuh buat apa. Untuk yang udah kecanduan kita bisa menggunakan praktek dopamine detox yang dijalani sedikit demi sedikit tapi konsisten sehingga bisa merubah kebisaan baru menjadi jauh lebih baik.

Medan, 2025

*) Image by Hafizah Nur Haniah Irawan – Untitled