KURUNGBUKA.com, SERANG – Dr. Firman Hadiansyah, M.Hum., atau kerap dikenal dengan nama pena Firman Venayaksa, turut menjadi salah satu narasumber dalam kegiatan bertema ‘Amazing ASN, Amazing Nation “Inovasi dan Kepedulian ASN: Dari Jalan Raya hingga Pelosok Negeri’. Kegiatan ini diselenggarakan oleh KORPRI pada Selasa, (18/11/2025) lewat Zoom.

Pada kesempatan ini, Firman yang merupakan Dosen ASN di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa sekaligus pegiat literasi banyak menjelaskan terkait dengan korelasi ASN dan literasi. Sebagai penyandang ASN Inspiratif Tahun 2021, ia mengutarakan bahwa ASN juga perlu berperan dan terjun langsung dalam penguatan gerakan literasi terutama dalam mendorong regulasi dalam pembudayaan membaca dan menulis.

Menurut Firman, selama ini gerakan membaca dan menulis masih didominasi oleh para pegiat literasi yang mendatangi langsung ke masyarakat bahkan membuat taman baca di sekitar rumahnya dan umumnya masih parsial. Hal itu terjadi karena ia meyakini bahwa minat baca masyarakat di Indonesia itu tinggi tetapi punya kendala aksesibilitas atau distribusi buku yang rendah.

“Saya menjadi relawan sejak tahun 2003 di TBM Rumah Dunia dan saya bertemu langsung dengan Mas Gol A Gong yang merupakan penulis yang cukup terkenal di era 90’an. Ternyata Rumah Dunia sama juga seperti di tempat lain, ada masyarakat yang ingin juga ada spot-spot kecil untuk melakukan suatu pembelajaran. Ada semacam TBM dan leraning center atau saya sebut sebagai transaksi pengetahuan di situ. Saya lahir di dunia itu, dan ketika tahun 2006 saya jadi ASN dan nilai-nilai itu terus saya lanjutkan sampai saat ini,” ujar Firman.

Perjalanan Firman sebagai ASN memang tidak hanya di kampus saja, selain di Rumah Dunia, ia juga merupakan salah satu pendiri Forum TBM Pusat dan pernah menjabat sebagai Ketua Forum TBM Pusat Periode 2015-2020 dan mendirikan komunitas Motor Literasi (Moli) di tahun 2017.

Bersama dengan Moli dan pegiat literasi di seluruh Indonesia, akhirnya ia sukses mengadvokasi dan merancang sebuah aksesibilitas buku untuk seluruh negeri utamanya untuk kawasan Timur Indonesia melalui bantuan PT Pos. Sebab, pada saat itu, setiap tanggal 17 atau di pertengahan bulan, ada pengiriman buku gratis yang dilakukan oleh PT Pos.

“Sekitar satu tahun kami melakukannya dengan mengirimkan buku ke PT Pos tanpa dikenakan tarif. “Sayangnya hanya satu tahun kurang lebih program itu berlangsung tetapi itu adalah salah satu ikhtiar kami dalam melakukan sebaran buku agar bisa lebih masif lagi,” kenangnya.

Oleh karena itu, gerakan literasi ini, besar kecil yang dilakukan, menurut Firman harus terus digalakkan utamanya bagi para ASN yang melekat pada dirinya adalah seorang abdi negara yang tumbuh bersama KORPRI. Sebab, di dalam KORPRI ini jika diibaratkan dalam teori Dramaturgi Goffman merupakan bagian dari ‘Back Stage’ yang mengatur terkait dengan skenario gerakan literasi, peta jalan gerakan literasi nasional, regulasi, petunjuk teknis dan segala yang menyangkut dengan pengadministrasiannya. Sementara front stage-nya adalah TBM, peprustakaan desa, perpustakaan komunitas, perpustakaan umum, perpustakaan keliling dan sebagainya.

“Back stage-nya ini harus kita kuatkan bersama. Jadi mau tidak mau kita harus sowan ke Menko PMK misalnya, Kemdiktisaintek, Perpusnas dan seterusnya untuk menguatkan regulasinya mulai dari peraturan menteri, peta jalan gerakan literasi dan petunjuk teknisnya dan itu membuat gerakan literasi di Indonesia kian masif dan dua stage ini yang saya kira penting untuk diperhatikan,” katanya.

Sampai saat ini, Firman tetap produktif dan banyak memunculkan ide serta gagasannya terkait dengan penguatan gerakan literasi di Indonesia. Beberapa program yang sudah dan sedang dijalankan saat ini olehnya bersama tim adalah KKM Tematik Literasi serta Pustakawan Masuk Desa Untirta dan Relawan Lierasi Masyakakat (Relima) Perpusnas RI.

Sementara menurut Kepala BKN RI sekaligus Ketua DP KORPRI Nasional Prof. Dr. Zudan Arif Fakrulloh, SH., M.H., menuturkan, kegiatan ini banyak menampilkan kader muda ASN, tokoh-tokoh ASN yang memiliki pemikiran unik, tindakan unik dan memiliki dampak yang bagus serta berpikir dan bertindak lebih dari yang seharusnya. Hal ini dilakukan yang salah satunya adalah dalam rangka untuk mengembangkan kapasitas diri para anggota KORPRI.

“Nah, seperti yang dilakukan oleh Mas Firman tadi. Bersama hobi atau melakukan pendekatan komunitas melalui hobi. Ya, (misal melalui pendekatan-red) touring geng motor atau komunitas membaca dan ini luar biasa. Saya mengikuti apa yang disampaikan Mas Firman dan ini dampaknya bagus sekali. Betul apa yang disampaikan Mas Firman, kita perlu membuka akses agar masyarakat memiliki kesempatan yang sama dan di sini peran ASN itu luar biasa,” katanya. (rls/dhe)