Kali ini tim Rubrik Wajah Kurungbuka bertemu salah satu pemuda desa yang selalu berusaha untuk mengajak kawan-kawanya memanfaatkan momen dan kesempatan untuk menambah pendapatan harian. Di sisi lain ia pun memiliki kesibukan akademik sebagai mahasiswa di kampus UIN Banten dan aktif menginkubasi diri di Organisasi Kewirausahaan berbasis koperasi.  Bagaimana respons dari pemuda ini? Apa kesulitan yang ia hadapi saat mengajak para pemuda ini untuk ikut serta dalam tim usaha beliau? Oke, langsung cus, yuk!

  • Assalamu’alaikum Kang Zaki, bagaimana kabarnya? Aktivitas apa yang sedang di jalankan, nih?

Wa’alaikumsalam Kang, Alhamdulillah kabar baik. Sekarang, lagi bimbingan buat tugas akhir sambil nyambi berjualan dan membangun tim marketing dengan pemuda desa.

  • Produk apa yang dijual, Kang ? Dan dimulai dari kapan berkolaborasi dengan pemuda desa?

Untuk produk, diawali dengan berjualan bakso ikan sebelum pandemi. Berjualan telur ayam saat memasuki bulan Ramadhan. Jualan kartu kuota juga, dan Terakhir saya coba berjualan salak dan buah naga.  

Tiga tahun lalu, kolaborasi itu saya awali saat saya diberi amanah oleh tetua desa sebagai MC dalam salah satu acara PHBI. Sebagai orang yang telah dipercayai saya tak ingin mengecewakan hal tersebut. di situlah saya rasa pengalaman berorganisasi harus diterapkan untuk mensinergikan peran pemuda dalam kebermanfaatan desa.

  • Maaf jika boleh menyanggah. Bukankah jika kita berjualan harus konsisten pada satu produk ya, Kang?

Betul, memang secara teori seperti itu. Namun jika kita berjualan itu teori hanya di gunakan 10% saja. 90% kita harus melihat kondisi di lapangan dan tergantung momentum. Contohnya saat saya berjualan telur. Saat itu ada kawan koperasi mahasiswa dari Padang yang bekerja di salah satu perusahaan Peternakan di Banten. Dia mengabari bahwa jika ingin menjadi agen bisa gegas datang ke kantor. Dan saat itu mendekati bulan Ramadhan yang mana konsumsi telur ayam meningkat. Nah di sinilah kesempatan yang harus diambil. saya berani keluar modal untuk membeli telur dalam jumlah banyak.

  • Tapi, sepertinya produk yang Kang Zaki jual ini lebih dari satu. Lalu sekarang di antara semua produk mana yang menjadi fokus utama?

Nah, hal itu terjadi karna saya masih memilah bisnis mana yang harus difokuskan. Sedikit saya mempelajari, mengamati, dan melihat kondisi di lapangan agar ketika saya mulai membuka usaha yang skalanya lebih besar sudah tau Analisis SWOT-nya.

Saat ini saya fokus ke kartu kuota. Karna selain bisa saya handle sendiri, sistemnya pun mudah saya pelajari. Dan saya terus berupaya membuat para pemuda desa agar mau bersinergi dengan melakukan hal yang positif.

  • Bener nggak nih, Kang, denger-denger kalau omset dari kartu kuota ini sampai 14 juta dalam waktu 3 bulan? Khawatir hoaks. Hehe…  Karena saya pernah liat postingan story Instagram Kang Zaki saat itu….

Haha, tentu bener. Karna memang selain saya pasarkan dengan bantuan para pemuda desa, saya pun punya reseller di marketplace facebook. Banyak dari mereka menanggapi iklan saya dan berakhir dengan closing dan bahkan ada yang berlangganan.

  • Dalam berkolaborasi dengan pemuda desa, tips seperti apa yang Kang Zaki bisa bagikan?

Cobalah berbaur untuk pendekatan, menyamakan persepsi dan hobi. Itu, sih salah satu cara ampuh agar bisa bersinergi dengan pemuda. Karena jika mereka sudah sepemahaman dengan kita, maka mereka pun tak akan canggung untuk memulai kerjasama dan bersinergi. Saya yakin jika kekuatan pemuda bisa di follow up dengan baik, maka akan menjadi energi baru di tengah masyarakat. (met).