KURUNGBUKA.com – Buat pecinta kopi di Kota Serang, ada kabar gembira, nih. Kini bertambah lagi tempat ngopi yang asyik dan nyaman. Berlokasi di samping teater terbuka Kampus I Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Untirta, sebuah mobil VW Combi berwarna kuning hitam disulap menjadi food truck yang menyediakan menu racikan kopi dan aneka makanan lainnya.
Kedai kopi itu bernama Anak Sultan Coffee. Lini usaha teranyar Unit Pengembangan Bisnis dan Kewirausahaan (UPBK) Universitas Sultan Ageng Tirtayasa ini, berkonsep outdoor lengkap dengan live music dan suasana kampus yang asik.
Seperti yang tampak pada Rabu (12/8) sore, food truk yang juga berlokasi di depan Fakultas Ekonomi dan Fakultas Hukum itu ramai menjadi tempat nongkrong dosen dan mahasiswa. Kendati demikian, protokol kesehatan seperti menjaga jarak tetap dilaksanakan.
Kepala UPBK Untirta Hendra Leo Munggaran mengatakan, meski pandemi covid-19 belum berakhir, namun di masa new normal ini, semangat kreativitas dan wirausaha harus terus diciptakan. ”Melalui Anak Sultan Coffee, kami ingin menciptakan ruang diskusi sambil ngopi di kampus,” kata Leo kepada Kurungbuka.com.
Selain itu, kata Leo, melalui Anak Sultan Coffee, ia ingin memperkenalkan kepada masyarakat luas tentang racikan kopi produk lokal dan nusantara. Dengan kemasan yang menarik dan harga terjangkau, Anak Sultan Coffee diharapkan bisa bersaing dengan produk kopi lainnya. ”Ini terobosan baru agar income generate Untirta tercapai, serta kita tidak lagi mengandalkan pada uang kuliah tunggal mahasiswa,” ungkap Leo.
Selain membuka kedai di Kampus, Anak Sultan Coffee juga bakal mobile ke beberapa lokasi di Kota Serang, salah satunya di Alun-alun Kota Serang setiap Minggu pagi bertepatan dengan hari bebas kendaraan atau car free day. ”Bagi warga Kota Serang dan sekitarnya, silakan ngopi di Anak Sultan Coffee,” serunya.
Direktur Untirta Press Firman Hadiansyah menambahkan, selain menjadi ruang diskusi dosen dan mahasiswa, Anak Sultan Coffee juga akan menggelar diskusi bedah buku karya dosen dan civitas akademika yang diterbitkan oleh Untirta Press atau penerbit lainnya. ”Bukan cuma bedah buku, tapi bisa juga diskusi terkait fenomena yang sedang trend di keseharian kita,” tambahnya.
Ia berharap, Anak Sultan Coffee bisa menjadi ruang publik, tempat transaksi pengetahuan, karena menurutnya, di abad 21 ini tidak bisa dosen itu mandiri di urusan ilmu pengetahuan sesuai dengan jurusannya. ”Perlu juga dokter mengetahui ilmu hukum, atau sebaliknya, orang hukum tahu tentang ilmu kesehatan. Ini tempat bagi siapa pun, orang berbagai disiplin ilmu, untuk saling berinteraksi ilmu pengetahuan,” pungkasnya. (rhu).