KURUNGBUKA.com, CURUG – Sejumlah mahasiswa Curug yang tergabung dalam Persatuan Mahasiswa (Perma) Curug menggelar acara launching Taman Baca Masyarakat (TBM) sekaligus diskusi literasi di Kantor Kecamatan Curug, Kota Serang. Acara tersebut mengusung tema “Semangat Literasi di Masa Pandemi”.
Ibnu Bastara, Ketua Perma mengatakan pentingnya keberadaan TBM di Kecamatan Curug, “Kami menyakini beberapa tahun ke depan kawasan Kecamatan Curug memiliki potensi yang akan berkembang dengan pesat, oleh karena itu keberadaan TBM kami rasakan sangat penting kehadirannya,” ujarnya saat sambutan, Senin (05/102020).
Menurut Ibnu, dengan keberadaan TBM Perma diharapkan mampu meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya masyarakat, khususnya masyarakat di sekitar Kecamatan Curug. “TBM merupakan investasi pendidikan, maka dengan itu kami berharap keberadaannya menghasilkan out put yang maksimal bagi masyarakat di Kecamatan Curug,” terang Ibnu.
Di awal keberadaannya, TBM Perma akan melaksanakan dua program; gelar buku di kampung-kampung di Kecamatan Curug dan bimbingan belajar gratis bagi masyarakat Curug, “selanjutnya program-program lain akan bermunculan seiring berjalannya kegiatan TBM Perma,” tambah Ibnu.
Andi Heryanto, Camat Kecamatan Curug mengapresiasi kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa. Menurutnya hal ini merupakan kegiatan yang positif, dan siap mendukung program-program TBM Perma Curug. “Semoga kegiatan-kegiatannya lancar dan dapat memberdayakan warga sekitar,” harapnya.
Diskusi Literasi
Setelah acara launching dan diskusi literasi “Semangat Literasi di Masa Pandemi” bersama Masrur Alawi, Ketua Forum TBM Kota Serang, Abdul Salam HS, Ketua TBM Rumah Dunia dan Moch Fahmi Abduh, Direktur Eksekutif Suwaib Amiruddin Foundation berjalan dengan penuh antusias.
Masrur Alawi menjelaskan, literasi di tengah pandemi Covid-19 bisa dan harus tetap bergeliat. Berbicara literasi sangatlah fleksibel, banyak hal yang bisa dilakukan TBM untuk terus berkegiatan di tengah pandemi, misalnya dengan mengedepankan tiga literasi, dari enam litetasi dasar yang ada; literasi digital, literasi finansial dan juga literasi budaya dan kewargaan.
“Programnya dimulai dari life skill relawan yang ada di dalamnya, atau mengumpulkan warga yang punya life skill dan kemudian mengajarkannya ke warga lain dengan fasilitas yang disiapkan TBM Perma. Syukur-syukur TBM Perma bisa berperan mengangkat perekonomian warga Curug,” jelas Masrur.
Sementara itu, Abdul Salam HS mengingatkan pada para relawan TBM Perma Curug untuk mengokohkan niat. Menurutnya dengan mengikrarkan menjadi relawan literasi akan ada banyak tantangan yang mesti dihadapi, ditambah lagi saat pandemi seperti sekarang ini. “Pandemi adalah masa ujian paling berat, semua perekonomian mengalami resesi. Jika Kecamatan Curug dan warganya berhenti pada kekuataan Sumber Daya Alam saja, Curug hanya akan menjadi perlintasan orang dari Serang ke Rangkasbitung atau Pendeglang. Maka peran TBM Perma-lah dan juga warganya yang punya kewajiban mengembangkan potensi-potensi yang ada di Curug,” katanya.
Hal yang sama disampaikan Fahmi Abduh, menurutnya literasi hari ini sangat penting untuk terus kita diskusikan, sebab literasi masih dipandang sebagai arti yang sempit. Tujuannya untuk melepaskan kita semua dari kebodohan dan kemiskinan. “Hal itu timbul karena daya literasi yang rendah, maka butuh kompetensi-kompetensi yang terus dilatih,” pungkasnya. (fik)