KURUNGBUKA.com, KAB. SERANG – Sebanyak lima puluh siswa di SMAN 1 Petir Kabupaten Serang-Banten dicetak untuk menjadi esais. Kegiatan itu berlangsung pada Kamis (16/11/23) dalam bentuk kegiatan Worhsop Pelatihan Menulis Esai Bersama Kang Rahel dengan mengusung tema “Yang Keren Itu yang Bisa Menulis Esai”.

Sejumlah pejabat dan guru pun turut serta dalam kegiatan ini. Khaerul Nasrulloh Wakil Kepala Sekolah Bidang Hubungan Masyarakat membuka kegiatan ini dengan penuh semangat. Dalam sambutannya Nasrulloh menekankan pentingnya dunia menulis.

“Untuk menulis esai tidak semua orang mampu, maka kalian semua patut bersyukur ikut kegiatan ini. Sedangkan dulu ketika bapak sekolah, selatihan menulis semacam ini tidak ada. Ikuti kegiata ini dengan sebaik-baiknya. Karena out put dari kegiatan ini kalian harus mampu menulis esai. Begitu juga kalian ketika di kampus kalian akan banyak tugas untuk menulis. Dari kegiatan ini hasil esainya bisa dimuat di mading sekolah atau bisa diunggah ke facebook atau instagram kalian agar ada mafaat untuk orang banyak,” tegasnya.

Rahmat Heldy Hs, Duta Baca Banten, didaulat untuk mencetak para siswa dan siswi mulai dari jenjang kelas satu sampai kelas tiga sebanyak lima puluh siswa yang ikut sebagai peserta. Rahel sapaan akrab Rahmat Heldy HS menegaskan bahwa esai merupakan karya ilmiah popular yang idenya bisa kita temukan disetiap sudut kehidupan kita. Tetapi terkesan asing karena jarang orang yang mau menulis.

“Tulisan esai menekankan sudut pandang pribadi penulis. Esai juga bisa tampil dalam berbagai bentuk, ada esai deskripsi, esai tajuk, esai watak, esai pribadi, esai reflektif dan esai kritik. Sayangnya tulisan esai ini banyak yang tidak mau menuliskannya sehingga terlupakan. Baru beberapa tahun terakhir ini ramai pelatihan esai terkait berbagai kebutuhan siswa dan juga guru,” katanya.

Masih menurut Rahel, esai yang sering kita temukan dalam bacaan-bacan koran maupun media online yaitu esai reflektif karena esai ini lebih menekankan pada beberapa topik yang penting berkaitan dengan politik, pendidikan, dan hakikat manusiawi. Sama esai kritik sastra karena jenis esai lebih menekan pada pertunjukan seni; tari, drama, lukis, ksusastraan dan para pekerja seni di masa lampau.

“Tujuannya untuk meningkatkan gairah dan kesadaran tentang perasaan penulis,” jelasnya. 

Sementara Sri Haryanti selaku Kepala Perpustakaan SMAN 1 Petir ketika ditanya program perpustakaan yang sudah dan akan dilakukan ia menjawab bahwa sudah banyak program yang dijalankan di tahun 2023 ini.

“Kebetulan kita punya program literasi yang banyak seperti literasi yang rutin dari mulai hari selasa sampai hari kamis. Kemudian program terbaru festival literasi sekolah dari sejak kemarin sampai hari ini, (Workshop Penulisan Esai), dan puncaknya nanti bergabung dengan gelar karya P5 (Penguatan Project Profile Pelajar Pancasila), Pentas Drama,  GSMB (Gerakan Sekolah Menulis Buku), dan olimpiade di internal sekolah,” katanya.

Masih menurut Haryanti Harapan ke depannya terkait kegiatan literasi ini, dalam kegiatan literasi ini mari kita implementasikan dalam kehidupan kita sehari-hari. Karena  tujuan literasi yang paling tinggi yaitu harus bermanfaat bagi orang lain,” pungkasnya.

Menurut Ai Nurhaerani yang juga terlibat sebagai panitia dan juga Guru Bahasa dan Sastra di SMAN 1 Petir dirinya menjelaskan bahwa SMAN 1 Petir setiap tahunnya akan ada agenda kegiatan menulis.

Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk melatih perkembangan siswa dalam menulis. Untuk mengasah pengalaman siswa dan juga lebih berkembang dari segi penulisan.

“Kita akan terus adakan kegiatan menulis ini yang tahun –tahun sebelumnya sudah menulis puisi, cerpen dan tahun ini kita fokus pada esai. Karena menulis itu manfaatnya sangat luar biasa sekali,” katanya. (rh/dhe)