lagu perahu
di karangantu
aku menjelma menjadi perahu
menyusuri lumpur hitam
cibanten yang suram
laut jawa yang jauh
memanggili jiwaku yang rapuh
angin nyaris mati
aku terlunta sendiri
kudengar juga jerit belanak
di muara yang tak kunjung tanak
apakah aku harus kembali
ke arah tenggelam matahari?
kulihat semburat jingga
di balik gunung karang yang jaga
kulihat para pertapa
menyalakan dupa
dan pekik barzanji
menikamtikam ulu hatiku yang nyeri
aku perahu
tua dan yatim piatu
Karangantu, 2.1.2018
kisah lain kesunyian
secangkir cokelat panas
pada dinihari yang runcing
adalah kisah lain
dari kesunyian
wajahmu terus menyala
di hadapanku
berlompatan
seperti gelombang hologram
ingin kutulis sajak rindu
tapi katakata selalu berkelit
lari ke balik lemari
ke kolong ranjang sepi
aku lumpuh
meringkuk di dalam cangkir
bersama ampas cokelat
dan bayangan senyummu
yang enggan hilang
Serang, 9.1.2018
hibernasi
kumasuki kembali bahtera nuh
membaringkan inti tubuh
dan menarik selimut tebal
karena cuaca semakin banal
badai barangkali masih lama
air terus naik dan gila
tidur panjang, o tidur panjang
melepaskan diri dari gelanggang
menyimpan tenaga
juga prasangka
memperbaiki selsel yang melemah
pikiran beku dan iman yang marah
kemarilah, kekasihku
bergelung dalam selimutku
nafas yang perlahan
menjalarlah kehangatan
tidur panjang, o tidur panjang
enyahlah segala mambang
Serang, 17.2.2018
aku dalam empat adegan
i
kemudian tiba
di bumi
aku melihat kerusakan
dan pertumpahan darah
di dada ibu aku menangis
ii
aku ingin tetap di sorga
kampung halamanku
tapi sejak adam
manusia harus berjalan di muka bumi
di dada ibu aku belajar
iii
sesungguhnya aku
tak mengetahui apaapa
aku orang yang
datang kemudian
di dada ibu aku melata
iv
langit yang berlapislapis
bumi yang menghampar
aku menemukan ibu yang lain
dan menjadi ayah
menjadi adam
Serang, 7.7.2018
memasuki senja
: kekasih
aku memasuki
senja
sepasang kaki
yang gemetar
jalan seakan terus mendaki
dan cahaya redup
angin setajam sembilu
menembus jaketku
mengirisiiris hatiku
perlahan dan kejam
kucintai semua ujian
kubasuh segala lukaku
kuminum airmataku
agar tak ada yang tahu
tak ada yang tahu
bab kesedihanku
ya, malam sebentar lagi
menyergap
kuseru namamu
karena aku mencintaimu
bahkan setelah matiku
aku menunggumu
Rangkasbitung, 6.9.2018
tidurlah, dunia sedang sibuk
hari merangkak
mendung masih menggantung
nasi belum lagi tanak
pisang digoreng dalam pikiran
september gosong
seperti sejarah indonesia yang berlarilari
bahtera nuh berlayar di kejauhan
tanpa penumpang
tak ada lagi yang setia
semua berlomba menjadi politikus
membuat hujan dari kebohongan
demi kebohongan
kotakota penuh terowongan rahasia
labirin gelap tempat lendir berkembangbiak
rumahrumah ibadah tumbuh di atas batu
hati dan dahi kehilangan hadap
ssst diamlah
tidurlah kembali
matahari tidak akan tiba hari ini
dunia sedang sibuk menyiapkan pemilu serentak
Serang, 23.9.2018