Senja di Kota Cilegon

Segerombolan kelelawar membentangkan sayapnya
Ke langit hitam
Aku berdiri memandang wajahmu
Langit sewarna tembaga
Besi-besi melukis awan dengan panasnya
Dan orang-orang serupa gaib yang pikun
Tak tahu alamat tak tahu tempat
Seperti laron yang mencari cahaya
Lepas sayapnya, hilang tubuhnya

Magrib ini perasaan seperti lepas ke langit
Dan lampu-lampu meredup, sunyi dan perih sendiri
Seperih halaman rumahmu
Yang ketika aku datangi lama ditelan sunyi
Berdebu seperti bulan yang layu.

Cilegon, 2 September 2019

*

Pohon Angsana dan Kita Semakin Menua

Usiaku dan usiamu
Sama-sama terlahir dari tanah yang sama
Udara yang sama
Daun-daun yang memanjangkan hijaunya
Merambat dipucuk-pucuk usia

Di ruangan ini aku memandangmu
Memandang embun pagi yang hilang begitu saja
Di ruangan ini aku melihat tanah-tanah menyimpan luka
Rumput tak mampu mengucapkan rasa cinta
Karena hujan sudah lama melambaikan tangannya

Sudahlah, takdir dan nasib
Bagai daun gugur lesap terkubur
Ketika usia dan daun menua
Kita akan meninggalkan cerita
Ya, cerita tentang pohon angsana
Yang setiap musim selalu gugur daunnya

Ruang Kelas SMP Al Irsyad, 3 November 2019 

*

Di Pagi yang Tenang

Apakah kau telah bangun?
Di luar jendela ada kolam, eceng gondok
Dan ikan yang memanggilmu, mengusap dahimu
Maka keluarlah, embun telah rontok
Dan lampu-lampu telah terkubur
Pernah suatu hari kau bercerita, bahwa perjalanan kita
Ingin mengubah tanah leluhur
Api kembali pada kayu
Dan hujan kembali pada bumi

Pagi ini ingin aku berkisah padamu
Pada perjalanan pagi di kota-kota penuh bunga
Kota-kota dengan pendar cahaya dihujani lampu
Jalanan sunyi yang mengepung segala relung

Hotel Ahadiat-Bandung, 11 Maret 2016