Di Rumah Ina

kita melingkar serupa rakyat kecil
merayakan cita-citanya yang tercuri.
memagari makhluk-makhluk laut yang
terdampar dari riuh gosip penduduk
dan kekhawatiran terumbu karang
yang semakin suntuk.

ada cumi-cumi membawa kabar
gelap, tercincang halus seperti mimpi
korban mutilasi. ada ikan cakalang
mengandung wangi asap, bergelimpang
menunggu jangka menyisa kerangka.
ada udang panggang ditusuk serangkai,
menyimpan sedap gamang yang
terjilat kalap arang.

kita sempat bingung menentukan
bangkai yang hendak dikubur di liang
kesunyian tubuh kita, lalu ragu-ragu
mengentasnya dan pesta berlangsung
dalam kepura-puraan.

di antara kecap nasional dan sayur
lokal, sepiring mayat teri berselimut
tepung tak luput dari jemputan. begitu
pun sate kerang berbalut sambal
kacang mesti berakhir di perut maut
yang lebih ambisius.

sedang nasib tahu-tempe harus terabai.
mungkin sama abainya kita terhadap
suatu masa, di mana makhluk-makhluk
laut tidak akan pernah tersaji di tengah
lingkaran kita lagi.

Sumenep, 2023

***

Eksodus

kesedihan menyungai. kami reruntuhan
daun atau botol plastik yang terjungkal
dari karung pemulung di atas jembatan.

deras arus membenturkan kami pada
batu, tersangkut di rumpun limbah nan
tumpat, terguling-guling mendamba
muara yang semakin jauh dan menjauh.

setiap kali tahun berganti, musim
menetaskan petualangan-petualangan
baru. membelah peristiwa, menembus
putih-hitam cuaca; terdesak hujan dan
gelombang peradaban, dikeroposkan
matahari dan lenguh ketidakpuasan.

adapun di pangkal kesedihan yang
kian terpencil, mata dukuh mengering.
masa tunggu dan rasa sepi sudah tak
pantas lagi diairi.

Sumenep, 2023

***

Sejarah Kakus

kakus ditemukan pertama
kali tatkala sepasang pendosa
memakamkan remah-remah
apel curiannya, jauh sebelum
semesta melahirkan makam.

versi lain menyatakan bahwa
kakus baru ada setelah bumi
dipercaya sebagai ruang paling
tabah untuk menyimpan semua
jenis rahasia terkutuk manusia.

mula-mula kakus hanya
sebentuk galian cakar kucing,
kemudian dikembangkan
menjadi museum mini yang
bertahan bertahun-tahun,
di mana kenangan dan harapan
busuk merayakan nasibnya
bersama bangkai-bangkai tikus.

hingga kini, kakus menjadi
kesunyian terbaik bagi
orang-orang terpuruk sebagai
pusat penyembuhan diri dari
segala gejala trauma, sekaligus
suara terburuk dari kesuraman
hidup dan kedalaman maut.

Sumenep, 2023

***

Biografi Kakus

kadang aku berpikir, apakah
langit tidak bosan mengintip
neraka dunia melalui mulutku
yang senantiasa menganga?

cahaya ragu-ragu menyentuh
keheningan sukmaku. sedang
hujan teramat kasar mengaduk
seisi kandunganku yang nista.
angin mengangkat angit aib
manusia, mengolahnya dengan
oksigen, mengantarkannya ke
liang pernapasan manusia lain.

ketika seseorang naik lantas
berjongkok di atas mulutku
untuk mengurai beban hidup
di dalam dirinya, barangkali ia
tak peduli bahwa beban hidup
baru bakal segera menyergap
dari dua arah yang berbeda.

kecoak dan kadal adalah dua
kawanku yang seiman dalam
ketelantaran. sewaktu-waktu
mengusik ketenteraman para
petapa agar semadinya goyah.

ulat dan cacing adalah dua
kawanku yang lain dalam misi
menyuarakan kefanaan. pun
hidupku sendiri hanya tentang
perkara menunggu. melahap
rakus aneka rasa, warna, dan
aroma kotoran yang meluncur
bertubi-tubi. sampai tubuhku
ambruk dan tidak dikenal lagi.

Sumenep, 2023

***

Filosofi Kakus

terjunlah sebagaimana jiwa yang
terlalu jenuh mencari kesembuhannya,
sehingga menemukan palung pulang
paling lapang di bawah kearifan baka.

kembalilah. sudah terlampau lama kau
diaspora, melompati masa, menujum
alamat singgah yang tidak terjangkau
perkiraan garis-garis peta.

di sini kita bersepakat menyuburkan
umur bumi, menghalau parau kemarau,
menunda-nunda pencarian manusia
terhadap apa yang bakal hilang tetapi
tidak pernah dimilikinya.

biarkan tubuhmu mengendap dalam
senyap. diserap tandas lorong curam
kebuasanku. menjadi saripati bagi akar
kehidupan yang akan membawamu
ke ubun cakrawala yang baru. kembali
pelesir ke lain takdir.

Sumenep, 2023

*) Image by istockphoto.com