KURUNGBUKA.com, SERANG – Komunitas Rumah Dunia menggelar acara Launching dan Bedah Buku Kumpulan Puisi “Cinta yang Menangis, Cinta yang Berduka” di Rendez Vous Cafe, Kota Serang. Baehaqi Mohammad, salah satu panitia menjelaskan, sebenarnya acara ini adalah bentuk refleksi akhir tahun 2020 lalu dengan konsep tema kritik sosial.
“Setiap menjelang akhir tahun, Rumah Dunia rutin menggelar acara Detik Akhir Detik Awal dan harusnya buku puisi ini diluncurkan saat itu juga. Karena pandemi, kami alihkan ke bulan Februari dengan menerapkan protokol kesehatan. Penerbitnya adalah Lumbung Banten,” jelas Baehaqi saat diskusi berlangsung pada Minggu (14/02/2021).
Baehaqi menambahkan, buku puisi ini ditulis oleh 24 Penyair Banten terpilih dari 35 puisi yang diterima. Panita menguratori dengan proses panjang.
“Sebenarnya prosesnya cukup singkat melalui sayembara menulis puisi khusus Penyair Banten mulai 14 sampai 22 Desember 2020. Penyair terpilih, ada 15 penyair. Selebihnya penyair undangan. Proses panjang maksud di sini adalah proses me-launching-nya, dalam kurun waktu dua bulan,” tambahnya.
Ardian Je, pembicara mengatakan, dalam kumpulan puisi ini terdapat “Tiga Raksasa” Penyair Banten. Yaitu: Toto ST Radik, Gol A Gong, dan Abdul Salam HS. Selain itu, ia menemukan satu puisi yang berpotensi layak masuk koran nasional.
“Setelah saya baca puisi karya Ilham Desfiar dengan judul ‘Di Tanah Hitam dan Basah Aku Rebah’, saya temukan diksi yang asyik. Menurut saya, puisinya sudah layak di Koran Pikiran Rakyat,” katanya.
Di penghujung acara, Ardian Je memberikan closing statement bahwa puisi adalah kita. “Dengan baca puisi kita akan menemukan diri yang lain. Menambah daya kritis, kepekaan dan kecerdasan,” pungkasnya. (fik)