KURUNGBUKA.com, SERANG – Diskusi Senja di Untirta kembali berlangsung di Anak Sultan Coffee, Kampus A Untirta, Pakupatan, Kota Serang, Kamis (25/3/2021). Kali ini Diskusi Senja di Untirta diisi dengan Peluncuran dan ulas buku ‘Membaca Abdul Hamid (Antologi Esai Mengenang Abdul Hamid’ karya Aditya Perdana dkk.

Dalam kegiatan ini, hadir Wakil Rektor I Unsera yang juga merupakan Kakak kakak kandung Abdul Hamid, Abdul Malik, Ketua Prodi Ilmu Pemerintahan FISIP Untirta, Ika Arinia Indriyany, dan dari Iluni UI Banten, Adie Fauzan.

Firman Hadiansyah dari Untirta Press mengatakan, Abdul Hamid, adalah seorang sahabat dan kolega yang mampu menginspirasi banyak orang dan mampu memberikan banyak jejak baik untuk semua.

“Maka kami dari Untirta menginisiasi untuk membuat buku yang diterbitkan di Untirta Press untuk melakukan sesuatu, menghormati Almarhum dan menjadikan ini sebagai penambah ilmu pengetahuan. Sebagaimana Abah Hamid yang senantiasa berbagi, kami juga menggratiskan buku ini dalam bentuk e-book yang bisa diakses di laman Untirta Official,” katanya.

Dalam diskusi, menurut Malik, sebelum Almarhum Abdul Hamid berpulang, Almarhum tengah menyiapkan diri untuk menjadi guru besar.

“Kaget. Tidak ada yang menduga. Keluarga lebih banyak mengkhawatirkan saya sebetulnya tapi rupanya malah Abah Hamid,” ujarnya dalam diskusi.

Menurut Malik, seperti yang juga ditulisnya dalam buku tersebut, Abah Hamid, biasa Abdul Hamid dipanggil, menurutnya bukan hanya sekadar adik melainkan juga teman diskusi dan mencurahkan segala pengetahuan dan isu-isu mutahir pada saat ini.

Malik menambahkan memang banyak torehan-torehan Abah yang dicapai, terutama dalam bidang akademik. Namun, ia menilai Abah juga adalah manusia yang juga ada dalam sebuah kefanaan.

“Hamid bagaimanapun adalah manusia biasa, saya kira ada kebaikan dari ia dan sebagai kelemahan juga ia sebagai manusia, mohon dimaafkan,” tuturnya.

Sementara itu, Ika mengatakan, sosok Abah adalah seorang yang selalu mengajak koleganya berlari sangat cepat. “Habis seminar, kemudian acara bedah buku, kemudian ada lagi-ada lagi sehingga jejak yang beliau tinggalkan begitu luar biasa bagi kami,” ungkapnya.

Menurut Ika ada banyak prestasi yang ditorehkan oleh Abah salah satunya adalah dengan menyulap Ilmu Pemerintahan FISIP Untirta menjadi lebih maju. “Di antaranya adalah dengan adanya perbaikan akreditasi, Prodi IP yang tadinya C menjadi A.

Kemudian kegiatan konferensi internasional yang dihadiri dari berbagai negara seperti Jepang, Malaysia, Thailand dan negara lainnya merupakan pencapaian yang sangat luar biasa,” ujarnya.

Adie Fauzan sebagai Ketua Bidang Kebijakan Publik Publik pada Iluni UI Banten mengatakan, Abah Hamid adalah sosok yang ingin meningkatkan derajat Banten melalui pendidikan agar derajat orang Banten meningkat dan tidak ketinggalan terus dan tidak dimanfaatkan lagi oleh orang lain.

“Banyak banget pelajaran yang saya dapatkan dari orang yang optimis seperti Abah. Pokoknya untuk menggambarkan Abah Hamid tiada lain adalah berjuang sampai akhir hayat,” katanya. (lemri)