KURUNGBUKA.com, CILEGON – Bulan Ramadan merupakan bulan yang dinantikan oleh umat Islam di seluruh dunia. Di dalam bulan ini terdapat banyak kebaikan. Selama bulan Ramadan, umat Islam diwajibkan berpuasa dan memperbanyak amal kebaikan. Dikatakan bahwa amal kebaikan yang dilakukan di bulan Ramadan akan dibalas berlipat ganda oleh Allah Swt.

Mengapa bulan Ramadan begitu sangat istimewa? Ada beberapa alasan mengapa bulan Ramadan sangat istimewa, pertama, umat Islam diwajibkan berpuasa selama bulan Ramadan (Q.S Al-Baqarah ayat 183) dan puasa tersebut merupakan bagian dari rukun Islam. Kedua, Al-Qur’an yang menjadi pedoman umat Islam diturunkan pada bulan Ramadan. Ketiga, di dalam bulan Ramadan terdapat Lailatul Qadar, yaitu malam yang lebih baik daripada seribu bulan.

Melihat keistimewaan bulan Ramadan tersebut, tidak heran, banyak cara yang dilakukan untuk menyambut dan mengisi hari-hari di bulan Ramadan dengan kebaikan. Seperti; Bersilaturahmi, tadarus Al-Qur’an (membaca Al-Qur’an bersama), berpuasa, menghidupkan malam dengan ibadah shalat sunah, memperbanyak dzikir,memberi makan dan minum pada orang yang berpuasa, i’tikaf dan mempelajari ilmu agama.

Sejak tanggal 17 Maret 2024 lalu, Madrasah Al-Khairiyah Karangtengah kembali menggelar kajian kitab kuning atau ngaji pasaran. Kajian yang digelar di aula Pondok Pesantren Banu Al-Qomar Karangtengah dimulai pukul 08.00-11.00 WIB. Kajian ini merupakan program tahunan Madrasah Al-Khairiyah Karangtengah yang dikemas dalam kegiatan Pesantren Ramadan.

Diikuti oleh sekitar 250 siswa/santri, kegiatan Pesantren Ramadan tahun 2024 dibuka oleh Ayatulloh selaku Kepala Madrasah Tsanawiyah Al-Khairiyah Karangtengah. Dalam sambutan pembukaan beliau berpesan bahwa kegiatan kajian kitab kuning selama bulan Ramadan merupakan bentuk kreatifitas untuk mengimbangi kitab-kitab kuning yang tidak lagi menjadi rujukan di madrasah.

“Kegiatan ini merupakan bentuk kreativitas untuk mengimbangi kitab-kitab yang tidak lagi dipelajari di lembaga madrasah,” ujarnya.

Kemudian dalam sambutannya Ayatulloh juga berpesan, sebagai muslim sudah semestinya kita kembali merujuk karya-karya ulama kontemporer untuk mengonter pemikiran-pemikian barat yang sekuler.

“Sudah semestinya kita kembali untuk menggantungkan pemikiran-pemikiran kita pada pemikiran ulama-ulama kontemporer,” pungkasnya.

Pada tahun ini, pihak madrasah memilih dua kitab klasik untuk dikaji, yaitu kitab Washiatul Musthafa dan kitab Maqshid As-Shaum/Maqashid As-Shiyam. Kitab Washiatul Musthafa ditulis oleh Syaikh Asy-Sya’rani. Kitab ini berisi tentang wasiat Nabi Muhammad kepada Ali Bin Abi Thalib. Sedangkan kitab Maqshid As-Shaum/Maqashid As-Shiyam ditulis oleh Syaikhul Islam Izzuddin Abu Muhammad Abdul Aziz Bin Abdussalam al-Sulami. Beliau merupakan ulama yang produktif dalam berkarya. Kitab Maqshid As-Shaum/Maqashid As-Shiyam merupakan kitab fikih ibadah yang menjelaskan tentang ibadah puasa.

Di dunia pesantren, kedua kitab ini cukup dikenal. Meskipun tipis, namun isi di dalam kitab ini sangat luar biasa. Menurut KH. Muktillah, selaku pembaca kitab atau pengajar pada kegiatan Pesantren Ramadan ini, pada pertemuan awal beliau menyampaikan bahwa kedua kitab ini isinya sangat luar biasa.

“Kitab ini sederhana dan tipis. Dibaca seharian juga selesai. Namun jangan salah, meskipun tipis, isi kitab ini sangat luar biasa,” katanya.

Rencananya, kajian kitab kuning di Madrasah Al-Khairiyah Karangtengah ini akan digelar sampai tanggal 3 April 2024. Pihak panitia, yaitu OSIS MTs dan MA Al-Khairiyah Karangtengah membuka kegiatan ini untuk umum. Bagi masyarakat umum yang ingin mengikuti kegiatan ini, silakan datang pada pukul 08.00 WIB di aula Pondok Pesantren Banu Al-Qomar Karangtengah. Panitia menyediakan kitabnya secara gratis. (kin/dhe)

Dukung Kurungbuka.com untuk terus menayangkan karya-karya terbaik penulis di Indonesia dan membagikan berita-berita yang menarik lainnya. >>> KLIK DI SINI <<<