KURUNGBUKA.com – (15/03/2024) Di Indonesia, ada penggubah puisi yang lihai memasukkan beragam bahasa. Di puisi, ia tidak puas hanya dengan bahasa Indonesia. Maka, puisinya menjadi rumah yang dihuni bahasa-bahasa. Kita biasa menemukan bahasa Jawa, Inggris, Belanda, Arab,  dan lain-lain. Yang dilakukannya adalah kesengajaan, bukan pameran bahasa atau pembuktian ia memiliki penguasaan beberapa bahasa.

Puisi ditulis dengan olahan yang istimewa, tidak mau sembarangan. Penggubah puisi dengan beragam bahasa itu bernama Darmanto Jatman. Ia lahir dan besar dalam arus kepriyayian Jawa, berlanjut pergaulan yang terbuka.

Ia bergairah menulis puisi. Semula, ia menggubah puisi dengan bawaan biografis. Pada babak berbeda, ia rajin membaca dan mengolah pengalaman-pengalaman. Yang disampaikan: “Sejak saya menulis sajak, saya tidak hanya membaca sajak-sajak seperti Chairil Anwar dan WS Rendra, tetapi saya juga membaca esai-esai teori atau kritik sastra, yang kemudian menyeret saya untuk membaca esai-esai lain yang telah mengena bagi hidup saya, terutama yang berlatarkan theologi dan filsafat.”

Kita perhatikan, Darmanto yang berpuisi keranjingan esai-esai. Yang menulis puisi tidak selamanya hanya membaca puisi-puisi.

Di luar teks-teks yang terbaca, ia mengandalkan pengalaman. Pengakuannya: “Betapa banyaknya pengalaman otentik saya yang terasa telah terperangkap dalam kata, yang pada waktu itu hanya saya sadari sebagai perwujudan simbol dalam komunikasi manusia belaka.”

Kesadaran dan pemaknaan tak muncul serempak. Pada ketekunan dalam bacaan dan penghayatan atas pengalaman, Darmanto Jatman mengetahui kata-kata kadang tidak memadai. Ia menghendaki yang lain-lain.

(Pamusuk Eneste (editor), 2009, Proses Kreatif: Mengapa dan Bagaimana Saya Mengarang 3, Gramedia Pustaka Utama)

Dukung Kurungbuka.com untuk terus menayangkan karya-karya terbaik penulis di Indonesia. Khusus di kolom ini, dukunganmu sepenuhnya akan diberikan kepada penulisnya. >>> KLIK DI SINI <<<