KURUNGBUKA.com – (13/03/2024) Yang mengingat Arswendo Atmowiloto cukup diawali dengan “gampang”. Pada saat orang-orang kesulitan membuat karangan, ia “melawannya”. Maka, ditulislah serial tulisan dibaca orang-orang berjudul Mengarang Itu Gampang. Arswendo Atmowiloto tidak berbohong tapi mempermainkan pikiran dan tingkah kita agar bergairah mengarang.
Ia menganjurkan mengubah segala daftar kata menghambat dengan kata-kata memberi pembebasan. Gampang menjadi kata terpilih bagi orang menghasilkan tulisan. Yang dimaksud gampang diterangkan Arswendo Atmowiloto dengan kocak tapi bertumpuk nasihat.
Pengakuannya: “Saya bisa menulis apa saja. Tanpa ketakutan dan keraguan.” Ia mengawali segalanya dengan kemauan besar dan melawan pesimis. Pastinya “gampang” membuatnya tidak ragu-ragu menulis cerita pendek, novel, cerita bersambung, esai, dan lain-lain. Akibat: “Kata orang, saya subur menulis. Saya kira ini karena saya tidak mempunyai kegiatan lain kecuali menulis, membaca, mendengar, dan mencari pengalaman.”
Kita disadarkan pilihan atau tingkah hidup sehari-hari. Ia yang merasa berada dalam waktu untuk bersastra tanpa gangguan-gangguan besar. Gampang memang menjadi miliknya. Pembuktian adalah ratusan tulisan dihasilkan dengan gampang tapi belum tentu mudah saat terbit menjadi buku.
Pada suatu masa, ia memutuskan bekerja menjadi wartawan untuk mendapatkan nafkah: memenuhi kebutuhan hidup keluarga. Ia tetap rajin membuat karangan sastra. Kesungguhan: “Saya tidak merasa turun pamor atau naik gengsi dengan menjadi wartawan, penulis teks iklan atau presiden, atau sekadar peneliti komik atau acara televisi.”
Janji terbesar tetap menghasilkan cerita-cerita dimuat di pelbagai majalah dan terbit menjadi buku-buku.
(Pamusuk Eneste (editor), 1982, Proses Kreatif: Mengapa dan Bagaimana Saya Mengarang, Gramedia)
Dukung Kurungbuka.com untuk terus menayangkan karya-karya terbaik penulis di Indonesia. Khusus di kolom ini, dukunganmu sepenuhnya akan diberikan kepada penulisnya. >>> KLIK DI SINI <<<