KURUNGBUKA.com – (18/01/2024) Penulis itu manusia-kata. Kita mengartikan manusia yang menggunakan kata dengan cara menuliskannya. Semula, kata-kata tak tampak. Yang dilakukan penulis adalah memperlihatkan melalui tulisan tangan, huruf tercetak di mesin tik, atau komputer.

Kata-kata yang ditulis itu terbaca, yang memungkinkan muncul pengertian dan kebingungan. Penulis menggembala kata yang menjadi cerita, esai, atau puisi. Kata-kata mungkin tidak selamanya menurut. Namun, penulis bisa mendapat keajaiban yang terlalu mengesankan.

Nadine Gordimer (1991) menyatakan: “Kata adalah suatu proses ganda yang aneh, yang secara berbarengan menjadikan penulis maupun maksud penulis sebagai agen perubahan dalam budaya.” Yang sangat memikirkan kata mengetahui asal dan tujuan akhir. Pengetahuan yang tidak biasa.

Yang diajukan adalah penjelasan yang sakral: “Kata itu bersama Tuhan.” Kita yang bergerak dengan iman atau keyakinan sulit membantah ada kekuasaan dalam kata. Yang beribadah dan membaca kitab suci akan cepat sampai dalam pengertian kata yang religius, sebelum menuju arah-arah yang berbeda.

Nadine Gordimer dan kata. Kita mempelajarinya meski dengan suasana kesusastraan berbeda: tempat dan masa. Pengarang kondang itu menjelaskan: “Kita sesungguhnya menjalani hidup dengan mencoba menafsirkan, lewat kata, bacaan yang kita ambil di masyarakat, dunia yang kita menjadi bagian darinya.”

Situasi mula itulah yang meresmikan Nadine Gordimer sebagai penulis. Dunia yang membacanya tapi tidak selalu dalam bahasa Inggris. Ia yang bersama kat-kata itu berada di Afrika Selatan, menggembala tulisan-tulisan sampai jauh.

Dukung Kurungbuka.com untuk terus menayangkan karya-karya terbaik penulis di Indonesia. Khusus di kolom ini, dukunganmu sepenuhnya akan diberikan kepada penulisnya. >>> KLIK DI SINI <<<