KURUNGBUKA.com – (17/01/2024) Jepang tak cukup terpuji dengan komik dan film. Di sana, cerita-cerita bertumbuh, beredar ke negara-negara lain. Jepang pun mendapat kehormatan dalam sastra dunia. Nama dari Jepang, yang memberi cerita-cerita memikat: Kenzaburo Oe.
Ia datang belakangan setelah Kawabata dan Mishima. Nama tercatat dalam perkembangan sastra dunia, setelah meraih Nobel Sastra (1994). Ia tak setenar para pendahulunya tapi sanggup “menaklukkan” dunia.
Sejak kecil, ia pembaca mendapat pesona dari novel berjudul The Adventure Huckleberry Finn. Yang dibaca adalah cerita dari negara yang berbahasa Inggris. Novel gubahan Mark Twain itu memikat bocah di Jepang. Imajinasinya mungkin lekas pergi meninggalkan Jepang atau mendapat pijakan di Jepang.
Kenzaburo Oe menulis dampak novel: “… saya bisa membenarkan tindakan untuk menjelajahi hutan di gunung saat malam hari dan tidur di antara pepohonan dengan ketenteraman yang tidak pernah saya temukan di rumah.” Ia adalah pembaca yang sampai amalan. Cerita tidak hanya dibiarkan berada dalam buku.
Ia mengaku bahwa membaca novel gubahan Mark Twain mendapat nubuat. Kita tidak harus membaca pengakuannya utuh. Namun, sastra memang membawanya bertualang. Ia menggubah cerita. Di pelbagai negara beragam bahasa, ceritanya mendapat pembaca dan kekaguman.
Ia tidak menulis lagi bacaan-bacaan masa kecilnya tapi menyadari nubuat kesusastraan sudah dimiliki sejak dini. Pada masa dewasa, ia menghadapi kenyataan-kenyataan berbeda. “Saya terus bertahan dan menumpahkan segala penderitaan hidup dalam bentuk novel,” tulis Kenzaburo Oe.
(Zen RS (editor), 2006. Pengakuan Para Sastrawan Dunia Pemenang Nobel, Pinus)
Dukung Kurungbuka.com untuk terus menayangkan karya-karya terbaik penulis di Indonesia. Khusus di kolom ini, dukunganmu sepenuhnya akan diberikan kepada penulisnya. >>> KLIK DI SINI <<<