KURUNGBUKA.com – Saya menonton film ini di hari pertama penayangannya, 01 Februari 2024. Rencana menuliskan ulasannya sudah sejak keluar dari bioskop. Namun, entah apa yang membuat saya malas menuliskannya. Tahu-tahu, setelah tiga minggu penayangan film ini sudah meraup 7 juta penonton, sebuah angka yang mengejutkan.

Sejujurnya, saya tak begitu mengikuti podcast Agak Laen di Youtube, tetapi secara personal saya menonton penampilan Boris Bokir, Oki Rengga, dan Indra Jegel di SUCI Kompas TV meskipun beda season, dan terus mengikuti perjalanan kariernya. Kecuali Bene Dion, saya mengikuti dia setelah tahu rupanya dia menulis beberapa skenario film dan makin kagum ketika dia menulis dan menyutradarai film “Ngeri-Ngeri Sedap”.

Agak Laen menjadi film ketiga yang lahir dari rumah produksi Imajinari. Ernest Prakasa dan Dipa Andika kali ini bertindak sebagai produser. Sebagai PH baru, film-film yang lahir di Imajinari sangat mencuri perhatian. Boleh dibilang sejauh ini tidak ada filmnya yang zonk. Semuanya mendapatkan apresiasi yang menggembirakan dari cinephile di Indonesia. Memang sudah saatnya layar lebar diisi dengan banyak wajah baru, termasuk orang-orang di balik layarnya agar semakin banyak perspektif dan cerita yang beragam.

Ekspektasi saat akan menonton film “Agak Laen” tentu saja semakin tinggi. Apalagi kali ini Muhadkly Acho bertindak sebagai sutradaranya. Dia salah satu komika yang saya kagumi penampilannya. Cara dia menyuguhkan komedi selalu berhasil menawarkan perspektif yang menarik. Seperti di kedua film sebelumnya seperti “Ghost Writer 2” dan “Gara-Gara Warisan”.

Penulisan Acho di film “Agak Laen” ini sudah semakin matang. Cara dia meramu plot dari karakter asli para tokoh utama benar-benar pas. Apalagi dapat bantuan dari Awwe selaku konsultan komedi, makin-makinlah ledakan tawa yang saya dapatkan. Ekspektasi saya ternyata terpenuhi.

Film bergenre horor komedi ini layak mendapatkan penonton sebanyak itu. Kisah yang disuguhkan sangat relate dengan masyarakat Indonesia. Tentang 4 anak muda yang berjuang dengan masalahnya masing-masing, lalu mereka bekerja di rumah hantu, mendapatkan masalah ketika ada salah seorang pengunjung kena serangan jantung hingga meninggal akibat ditakut-takuti. Rasa penasaran penonton terus dijaga sampai menit akhir.

Puja-puji sudah kenyang mereka dapatkan. Sedikit yang mengkritik. Logika cerita di filmnya kali ini Acho benar-benar menjaganya cukup baik. Berbeda misalnya di “Gara-Gara Warisan” yang tampak bingung menyelesaikan ceritanya. Di Agak Laen semuanya terencana dan berjalan dengan rapi. Semua pergerakan tokoh memiliki alasan dan motivasi yang jelas.

Hanya ada satu hal yang mengganggu saya. Apa alasan polisi memindahkan kantornya ke dekat kuburuan? Dan kenapa saat malam hanya ada satu polisi, Mamat Alkatiri, yang berjaga? Ada kesan pemaksaan memasukkan alur tersebut demi memudahkan jalannya cerita.

Secara keseluruhan, film ini tidak akan membosankan untuk ditonton berulang-ulang. Saya tidak akan heran kalau kemudian film ini akan menggeser film Warkop DKI di saat lebaran dan tahun baru untuk menghibur dan menghiasi layar kaca televisi masyakarat Indonesia. Proficiat!

Score: 8,8/10.

Image by IMDb.com

Dukung Kurungbuka.com untuk terus menayangkan karya-karya terbaik penulis di Indonesia dan membagikan berita-berita yang menarik lainnya. >>> KLIK DI SINI <<<