Sudah dua tahun lamanya aku bekerja di panti jompo reyot yang terletak jauh di tepi selatan kota. Para orang tua yang tinggal di sana sangatlah ramah. Meskipun sudah berpostur bungkuk dengan perkataan yang sering melantur, pancaran mata mereka masih menyiratkan gairah besar untuk hidup. Tubuh renta yang berbalutkan piyama kusam senantiasa bersemangat mengikuti senam pagi yang diiringi lagu klasik tahun 80-an. Nostalgia memang.

Berkas-berkas sinar matahari pagi masuk melalui celah dinding kamar mandi yang berlubang, mengenai sebagian wajahku yang sedang tersenyum sembari memandikan pria lansia yang hampir menginjak usia 75 tahun. Alasanku mengabdikan diri di tempat ini hanyalah satu. Aku mampu merasakan perasaan mereka karena aku pun dibuang oleh anakku.