KURUNGBUKA.com, SERANG – Peluh mengalir deras dari Kang Nong Kota Serang malam itu. Make up artis bergantian mengelap kucuran keringat dari Rifki Kusuma Wardana, Riski Kurniawan, Elena dan Mutia Vera Azzahra yang membintangi film dokumenter Jalur Rempah Simpul Banten, sementera artis-artis cilik pendukung dari Taman Bacaan Masyarakat Bumi Seni Budaya Libels (TBM BSB Libels) tetap bersemangat mengikuti shooting penyambutan para artis Jalur Rempah walau keringat sudah membasahi wajah dan kerudungnya dengan suhu siang hari 31 derajat Celcius di Kota Serang, Sabtu, (4/9/21).
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi melalui Unit Pelaksana Teknis (UPT) Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Provinsi Banten menggagas film dokumenter Jalur Rempah di Banten sebagai salah satu simpul dari 13 Jalur Rempah Nusantara. Jalur rempah merupakan puncak peradaban penting dari bangsa Indonesia pada masa lalu. Dalam pelaksanaan Jalur Rempah mengusung 5 pilar yang dikedepankan yaitu festival seni, kuliner, temuan, historia, dan fashion.
Jalur rempah sendiri mempunyai pengertian yang sama dengan jalur sutera yang lebih dulu dikenal orang. Dua istilah ini adalah nama atau label dari jalur niaga yang mewakili komoditas utama yang dihasilkan, rempah di Asia Tenggara dan Nusantara Selatan dan sutera di China.
Kegiatan Festival Jalur Rempah tahun 2021 ini dikarenakan masih dalam masa Pandemi, maka dibuat menjadi format film dokumenter yang melibatkan 10 komunitas yang ada di Provinsi Banten yang diminta BPCB Provinsi Banten untuk terlibat dalam pembuatan festival daring Jalur Rempah Simpul Banten, terdiri dari TBM Libels, Kremov Picture, Banten Heritage, Umah Kaujon, Teater Guriang, Skala Budaya, Debus Surosowan, Gerabah Bumijaya, Tonggeret ti pakidulan dan Padepokan Rudat. Masing-masing komunitas menampilkan salah satu dari 5 pilar.
“Keterlibatan TBM BSB Libels dalam film dokumenter Jalur Rempah menjadi hadiah ulang tahun yang sangat membanggakan pada usia yang genap dua tahun pada 31 Agustus kemarin,” ujar Risna Fatwa Kania, Pembina TBM BSB Libels.
Benang merah dari tiap Komunitas ini dirajut oleh Darwin Mahesa dari Kremov Picture, yang dirangkai menjadi film dokumenter persembahan dari Banten, dan direncanakan tayang pada bulan Oktober 2021.
Awal shooting mengambil kegiatan rutin Latihan Gamelan anak-anak mengiringi lagu berbahasa Jaseng yang dilatih oleh Ketua TBM BSB Libels Kak Verita Koapaha S.Sn. Berlanjut pengambilan film pendampingan BASIS (Belajar Asik Islam) bersama Umi Heni dan pendampingan BMM (Baca Menggambar Mewarnai) didampingi dengan Bu Risna dan Bu Sufi.
Shooting malam hari dilanjutkan dengan ritual seni budaya tata cara penerimaan murid pencak silat Tjimande/KESTI TTKKDH bagi calon murid yang berasal dari binaan TBM BSB Libels. Para talent Jalur Rempah langsung ditemani oleh Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) KESTI TTKKDH, H. Wahyu Nurjamil, yang juga menjadi Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan kota Serang.
Ritual lengkap pentasbihan murid Tjimandi dimulai dengan pengucapan Taleq (janji/sumpah) sebagai calon murid Tjimande dengan mengucapkan dua kalimat syahadat dan sumpah Tjimande. Rujakan untuk mencicipi aneka ramuan berupa kopi pahit, kopi manis, teh pahit, teh manis, selasih, pisang mas, air asam dan dugan/Kelapa muda, yang melambangkan berbagai macam jalan kehidupan.
Ritual ditutup dengan Pengurutan atas kedua lengan calon murid yang diurut dan dipukul, makna pengurutan adalah melatih dan menbuka otot dan tulang dari tangan calon murid agar menjadi kuat, serta makna tersirat bahwa murid Tjimande tidak boleh sembarang memukul atau menyakiti orang lain.
Wahyu Nurjamil saat terjadi pengambilan gambar adegan atraksi pertarungan menjadi pengarah gaya silat bagi pendekar-pendekar Tjimande. Pertunjukan Kelid atau seni bertarung diperagakan para para pelatih senior, di sertai pengobatan dengan Minyak Cimande. (rsn/foto:kremov)