Apa yang kalian pikirkan jika mendengar istilah orang yang memilih tinggal di pegunungan? Pasti kebanyakan bertani, berkebun, atau beternak. Pasti kampungan dan jauh dari kota. Tidak ada hal selain sawah dan sawah. Jauh dari modern, dan masih banyak lagi.
Struktur masyarakatnya yang jauh dari kota kemungkinan kalian berasumsi jauh dari kebiasaan hiruk-pikuk masyarakat kota, seperti pergi ke mall, nongkrong di cafe, dan masih banyak lainnya.
Kalian harus tahu salah satu desa yang ada di Kabupaten Jepara, Desa Tempur namanya. Potensi wisatanya bisa dibilang selangkah lebih maju dari yang lainnya. Tidak kalah dengan masyarakat kota. Jika kalian searching di google, kalian akan melihat apa saja yang menjadi potensi wisata di desa ini. Banyak pokoknya.
Sekarang ini, tempat wisata yang berhubungan dengan alam memang sedang nge-hits. Sasarannya juga tidak hanya masyarakat lokal, tapi juga orang-orang perkotaan yang setiap harinya berjibaku pada keriwehan kantor. Bagaimana tidak, orang-orang yang sudah mumet dan njlimet tentang dunia kantor butuh refreshing dengan memandang hamparan kehijauan. Ya, meskipun hari Senin sudah harus memulai lagi semua itu. Bukankah hidup adalah sebuah rangkaian repetisi?
Salah satu tempat yang sedang banyak dikunjungi itu adalah j@ckcottage, cafe yang sedang booming ini bertempat di tengah-tengah persawahan, dikelilingi oleh pegunungan yang tinggi. Pegunungan ini masuk rentetan pegunungan Muria. Dirangkai dengan konsep industrial cafe, sungguh ciamik. Tidak kalah dari cafe kota lainnya.
Jika kalian dari pusat Kota Jepara, kalian harus menempuh perjalanan kurang lebih sekitar satu jam. Memang agak lama, tapi akan terbayarkan ketika sampai sana. Di tengah perjalanan pun kalian disuguhi pemandangan hijaunya jagung-jagung yang sedang ‘putren’, padi-padi yang sebentar lagi akan merunduk memamerkan isinya.
Cafe ini cukup luas, area depan berjejer set meja makan, kursi, juga payung untuk melindungi kekasihmu dari cahaya surya yang terik. Kalian harus menaiki tangga jika akan memesan makanan. Area utama J@ckcottage desainnya simple dan elegan. Jika kalian ingin menginap, cafe ini juga dilengkapi dengan penginapan lho. Di area kanan, ada bangunan-bangunan untuk menginap. Berdesain vintage dan unik.
Untuk sampai ke sana, kalian harus melewati jalanan khas pegunungan yang berkelak-kelok tajam. Konon katanya jalanan ini dibuat dengan tujuan membantu kendaraan yang naik dan turun agar melaju dengan mudah. Tidak perlu khawatir jika kalian sudah overthingking jalannya akan rusak seperti kali asat. Jalannya 95% mulus dengan aspal gorengnya.
Tanpa terasa kalian akan menyanyikan lagu ost dari Ninja Hatori “mendaki gunung lewati lembah, sungai mengalir indah ke samudera”, hehehe. Tak perlu risau atau takut nyasar, ada petunjuk arah yang sudah gamblang menunjukkan arah ke sana.
Makanannya cukup banyak dengan mengkombinasikan sumber daya alam Desa Tempur. Seperti wader geprek, yang seperti kolaborasi tradisional dan modern. Sayangnya saya lupa memotret menu makanannya. Yang pasti tidak ketinggalan mie goreng, nasi goreng, ayam geprek, dan lainnya.
Minumannya pun beragam, yang utama dan perlu dicoba adalah Kopi Tempur. Menurut beberapa teman saya, rasanya enak dan beda dari yang lain. Tidak tahu juga, soalnya saya tipe orang yang kembung ketika minum kopi, hehe. Ada juga milkshake dan aneka jus buah lainnya.
Setelah makanan dan minuman. Kini berpindah ke camilan-camilan yang kekinian. Aku kira camilannya adalah makanan khas pegunungan. Ternyata tidak, kebanyakan adalah jajanan kekinian. Ada sosis bakar dengan saus mayo yang aduhai. Ada piscok, kentang goreng, roti maryam, dan masih banyak lainnya.
Budget yang dikeluarkan juga tidak mahal-mahal amat bagi kalian yang tidak mlarat-mlarat amat, kisaran 10k sampai 30k. Jadi cukup aman jika kalian mengajak pacar atau sekadar nongkrong dengan teman-teman. Pelayannya juga cukup ramah, berpakaian rapi, dan hype abis. Pokoknya jauh dari ekspektasiku, haha.
Oh iya, namanya juga daerah pegunungan. Sudah pasti akan susah sinyal. Telkomsel yang biasanya mampu menjangkau area pelosok pun susah di sini. Apalagi Tri dan Smartfren. Wis rek, dolanan hago wae. Tapi tenang, café ini menyediakan wifi untuk kalian yang ingin cepat-cepat membagikan snapgram tanpa harus menunggu sampai rumah.
Kalian bebas berfoto ria. Jika kalian berdiri, dan memandang sekeliling serasa seperti dihakimi oleh gunung-gunung nan gagah. Katanya, jika hujan tiba, kalian akan melihat air terjun dadakan dari gunung tersebut. J@ckcottage ini tempatnya sangat luas, kalian bisa memilih di bawah, tengah, atau atas. Oh iya, yang mau menginap, pastikan sudah halal ya atau menginap bersama keluarga. Hehe.
Kurangnya cuma masalah sepele, sih. Saya pesan kentang goreng, tapi pas saya makan seperti makan pisang goreng. Mungkin pakai minyak satu untuk semua. Jadi, untuk orang yang tidak suka segala hal yang berkaitan dengan olahan pisang, jadi tersiksa. Jalannya juga agak sempit, Jadi kalau berpapasan dengan mobil akan susah. Sampingnya jurang, bro! Ngeri gak, tuh!? Belum lagi rambu-rambu atau minimal kaca cembung saja lah yang mestinya harus dipasang di setiap belokan. Saya beberapa kali kaget ketika mendadak muncul sebuah kendaraan di jalan yang berkelok. Alhasil memang mau tidak mau harus benar-benar menepi.
Wajib banget kalian datang ke sini. Jalan yang berliku, bokong yang mungkin tepos karena kelamaan di jalan, atau pinggang sakit. Semua rasa itu akan terbayarkan ketika kalian sampai di sini.