Perkembangan media digital yang cukup pesat saat ini merupakan anugerah yang perlu kita manfaatkan secara baik dan benar agar adanya perkembangan ini bisa dipergunakan dengan hal-hal positif.

Dewa Rendy Ari Prayogo seorang Direktur Pelaksana TIKI Regional Banten salah satu orang yang cukup cermat menangkap fenomena tersebut. Dirinya memanfaatkan Youtube, Tiktok dan Instagram sebagai alat bantu marketing produknya yang dikemas dalam bentuk kreativitas dan inovasi dengan pendekatan soft selling.

Pemuda kelahiran Bali ini membangun podcast dengan beberapa kerabatnya di Youtube dengan nama channel Gelas Kosong dan instagram @gelaskosongentertainment sebagai salah satu wadah bagi pemuda yang ingin mengembangkan diri di industri hiburan, selain itu dijadikan sebagai tempat promosi TIKI untuk khalayak. Bukan hanya itu, dia juga membantu para pengusaha sebagai media promosi dengan cara soft selling, lewat tayangan iklan. 

Tim redaksi Kurungbuka.com merasa beruntung dan terhormat, sekaligus berbangga hati bisa mendapatkan kesempatan mewawancarai Dewa di sela-sela kesibukannya dan secara eksklusif di studio Gelas Kosong Podcast.

Tanpa perlu berlama-lama lagi, mari simak obrolan singkat penuh makna dan menarik bersama Dewa Rendy Ari Prayogo, CEO sekaligus Host Gelas Kosong Podcast di bawah ini:

***

  • Halo, Bang Dewa! Terima kasih sudah berkenan untuk kami wawancarai. Saya sudah lama mengikuti tayangan-tayangan Gelas Kosong Podcast di YouTube juga sosial medianya sejauh ini. Hal itu yang membuat saya penasaran, apalagi berita-berita keterikatan TIKI dengan Gelas Kosong, rasanya tidak sedikit yang mengatakan keterikatan TIKI dengan Gelas Kosong Podcast itu sangat kuat. Boleh dijelaskan latar belakangnya?

Ya, terima kasih juga sudah mau ngobrol-ngobrol. Terkait TIKI dan Gelas Kosong, waduh, gimana ya. Seharusnya hal itu tidak boleh dibuka, dapur soalnya. Gue ingin siapa pun yang memandang gue, TIKI, dengan Gelas Kosong itu dipandang biasa saja.

Hmm, tapi eksklusif buat Kurungbuka, gue buka aja, ya. Sebetulnya yang menjadi pertanyaan itu kan apa kaitan gue, TIKI dengan Gelas Kosong. Bener, kan? Sebetulnya TIKI itu usaha orang tua, gue yang meneruskan. Tapi gue nggak pernah bilang gue yang punya, karena gue pengen orang tidak melihat gue dari sisi itu, biar berekspresi juga lebih enak. Tapi seiring berjalannya waktu dengan sendirinya orang-orang tahu, padahal gue udah menyembunyikannya sejak awal.

Akhirnya sekarang gue pisah aja, kalau ada hubungan soal TIKI, gue alihkan ke General Manager-nya, Pak Sigit Nur Ikhwanto, kalau hubungan soal Gelas Kosong baru ke gue.

  • Oh gitu, lalu bisa lari ke dunia podcast gimana, boleh diceritakan?

Nah gini, karena gue sudah terjun di TIKI, akhirnya gue buat wadah untuk berinovasinya, selain itu karena gue tau kondisi lapangan TIKI gimana, bahkan nih ya di usianya 52 tahun gen Z – gen Z masih banyak yang belum tau.

Akhirnya gue membuat cara dan sistem marketing yang akhirnya ketemu yang menurut gue cara ini soft selling dan anti-mainstream, yaitu podcast Gelas Kosong.

  • Menarik, sih. Kenapa bisa dapat ide begitu?

Gue pilih itu karena kan orang-orang sekarang itu senengnya soft selling, promosi produk yang kayak nggak lagi promosi. Kalau hard selling yang kaya jualan secara langsung gitu kan produk yang kami jual kan nggak cocok, apalagi seperti contohnya kaya “woy mau beli gak?”  Gitu kan banyak yang beranggapan “Apaan sih”. Tapi,  kalau misalkan kita lewat podcast ini, tidak perlu menawarkan secara kasar, cukup tanda TIKI-nya di tampilkan sebagai iklan lebih asyik dan soft. Ketika orang itu melihat tampilan yang disebut iklan itu secara tidak langsung mindsetnya sedang dibawa untuk kenal dan teringat ketika ia butuh jasa pengiriman harus ke mana larinya. Nah lebih kesitu sih awal niat pengen buka podcast.

  • Terus kenapa namanya Gelas Kosong, ada filosofinya nggak?

Ada dong, jadi filosofi Gelas Kosong itu kaya lahir dari kepribadian gue, gue mau sama siapa pun mau ke mana pun gue selalu ngerasa diri gue paling bodoh. Makanya gue pernah cerita tadi kan gue nggak pernah mengungkap siapa gue karena ketika orang sudah tahu siapa gue biasanya orang bakal ngerasa drop jadi nggak akan ngeluarin ilmunya buat gue tapi kalau gue ngerasa diri gue kosong gue enggak ada apa-apanya dan gue bukan siapa-siapa orang itu akan lebih enjoy dan akan mengisi gue.

Lalu balik lagi ketika lu diisi terus, itu lu udah penuh, terus diisi lagi sampe luber itu bakal tumpah nggak? Tumpah pasti kan, nah makanya gue bilang Gelas Kosong itu akan selalu kosong walaupun memang selalu diisi di setiap acara, karena kalau lu sudah ngerasa diri lu terisi, lu ngerasa paling tahu dan akan begitulah, ngerasa dirinya udah berisi dan paling pintar.

  • Wow, keren banget ya filosofinya. Lalu, ada jargon “Hah” itu spontan atau emang ada maksudnya?

Nah untuk jargonnya kenapa “hah”… tahu kan? Selain simple dan nggak ngeribetin itu filosofinya karena sesuatu yang kosong itu kan terlihat bodoh, ucapan “hah” itu kayak orang bodoh kan tetapi padahal itu lagi menerima apa yang diungkapkan.

  • Kalau program-programnya sejauh ini yang masih konsisten kira-kira program obrolannya apa aja sih?

Program podcast yang konsisten baru Gelas Kosong. Jenis obrolannya gitu, ngobrol inovasi, dan inspirasi, dan sejenisnyalah.

  • Kira-kira apa program atau rencana jangka panjangnya Gelas Kosong?

Jangka panjang sebenarnya pengen jadi semacam management talent yang fokus di entertainmant, mungkin pernah denger Kuy entertainmant, jadi kaya sebuah program kreatif yang bisa menghibur banyak orang, juga bisa mewadahi orang-orang dan talent-talent agar bisa juga berproses bersama di sini.

Kalo kita bareng-bareng kita mau ke mana ajah bisa, kita sambungin-sambungin aja gitu dengan potensi yang ada. Lebih ke situ, sih. Gue yakin ini butuh proses yang sangat panjang. Hayuk kita sinergi bareng buat sama-sama kuatin wadah ini, sekalipun ranah instansi hayuk event apa yang bisa kerja sama bareng, gue akan bantu sekalipun hanya sebagai media partner, dengan begitu kita akan terjaga dan saling menguatkan. Seperti gue ke Kurungbuka, TIKI dan Gelas Kosong siap bantu mensupport penulis-penulis yang karyanya dimuat di sini, walaupun nggak besar tapi kami ingin juga berkontribusi.

  • Lalu, setelah dua tahun berjalannya podcast ini, sesuai tidak dengan apa yang diharapkan?

Sejauh ini saya merasa sesuai, bahkan dampak dari podcast bukan hanya TIKI saja yang diuntungkan tetapi beberapa pihak. Seperti dalam obrolan podcastnya kita bisa memberikan ruang kepada pelaku industri kreatif, para penggerak sosial, aktivis kebudayaan, aktivis literasi, pelaku kesenian, dan banyak lainnyalah untuk bisa berbincang memperkenalkan apa yang sudah dilakukan dan karya apa yang sudah dibuatnya.

Selain itu, seiring berjalannya waktu temen-temen gue juga kan ada beberapa latar belakangnya pengusaha-pengusaha kecil, mereka ngeluh ke gue, katanya “Wa, gua kok mau ngiklan dagangan gua mahal banget, ya”. Terus gue jawab “Oh emang berapa?”. Lalu dijawab lagi bahwa “Ada yang bayar 500 ribulah 1 jutalah”. Nah di situ gue punya solisinya, akhirnya bantu promoin dagangannya lewat tayangan. Makanya beberapa kali ada makanan-makanan, nah itu gue lagi bantuin promo produk temen-temen.

Memang kalau gue liat dari Gelas Kosong sendiri untuk di Serang sekarang ini mungkin masih belum segila dan sekeren @infoserang tapi gue punya keyakinan konsistensi bakal membawa kita berkembang lebih baik dan bisa menjadi wadah yang bermanfaat ke depannya

  • Berarti nanti ada perubahan dong bukan cuma podcast aja?

Sama aja, bedanya lebih global. Awalnya kan namanya Gelas Kosong Podcast sekarang kan Gelas Kosong Entertainmant, diubah setelah ulang tahun Gelas Kosong yang pertama, karena setelah ada program Tong Kosong, gue ubah channelnya menjadi Gelas Kosong Entertainmant.

Ya jarang juga kan, maksudnya wadah-wadah yang kayak gini di Banten. Sekarang setelah ada, tinggal silakan dateng buat berekspresi bareng-bareng. Kami rencananya setelah Tong Kosong, besok-besok ada program Hati Kosong, buat orang-orang curhat karena problem hidup dan lainnya. Tetus apa lagi? ada Ruang Kosong, yang bahas soal hantu dan setan ya, nanti gue konsep itu datengin daerah-daerah angker, nah nanti narsumnya cerita pengalaman horornya di podcast.

***

Selain Dewa, Gelas Kosong Entertainment juga dibantu oleh Yoppi dan Ongku yang juga menjadi co-host di podcast bareng Dewa. Ini tahun kedua untuk Gelas Kosong terjun di industri hiburan dan kreatif di Banten. Selain itu, Dewa juga aktif di Forum Ekonomi Kreatif Banten dan terlibat berbagai kegiatan kreatif yang ada di Banten.

Untuk tahu dan kenal lebih dekat dengan Dewa bisa intip Instagramnya di @dewarendy atau tonton podcastnya di channel Gelas Kosong. Berikut video terbaru di channelnya: