image by mangaplus.com
Hai Nakama!
Manga One Piece, chapter 1083 telah terbit Kamis lalu. Chapter dibuka dengan cover story Doflamingo yang merawat anak ayam yang terluka. Fokus cerita di chapter kali ini adalah flashback saat Sidang Reverie berlangsung di Marijoa dan pengungkapan fakta insiden terbunuhnya Raja Cobra dari Alabasta. Diperlihatkan, Sabo bersama Tiga Komandan Pasukan Revolusi, yaitu Karasu, Morley & Lindbergh membombardir Marijoa untuk menyatakan perang dengan Pemerintah Dunia.
Selain pernyataan perang, Pasukan Revolusi yang dikomandoi oleh Sabo memiliki misi lain untuk menyelamatkan Bartholomew Kuma yang ditawan dan dijadikan budak terkuat oleh Tenryubito, Saint Rosward. Juga membebaskan para budak yang diperas tenaga & hidupnya, seperti gambaran di chapter 908 di mana tenaga untuk menggerakan elevator yang mengantarkan para tamu kerajaan seluruh dunia saat Reverie adalah para budak. Mereka menarik tuas yang ada di bawah tanah elevator tersebut. Pemandangan yang sadis dan sangat dramatis!
Tapi pokok penting yang akan kita bahas adalah, saat misi penyusupan Pasukan Revolusi di Marijoa, Sabo dan tiga komandan Pasukan Revolusi terlibat bentrokan dengan dua Admiral yang tengah berada di sana, yaitu Admiral Greenbull Ryokugyu & Admiral Fujitora Issho. Di chapter 1083 tersebut diperlihatkan Karasu berhadapan dengan Admiral Fujitora & Morley berhadapan dengan Admiral Greenbull.
Sedangkan Sabo bertugas membakar atau menghancurkan lambang Tenryubito & menyelamatkan Kuma. Kemudian Lindbergh terlihat bertugas sebagai pengalih perhatian dengan membuat kerusakan di beberapa titik dan kemungkinan ia bertugas sebagai pembebas para budak.
Dalam flashback tersebut, sekilas terlihat Admiral di-nerf, seolah lebih lemah ketimbang komandan Pasukan Revolusi. Hal itu diperkuat dengan fakta bahwa Fujitora saat melawan Karasu tidak bisa mengeluarkan full power, berbeda saat Dresrosa Arc. Begitu pula dengan Greenbull, sekonyong-konyong ia dengan mudah diserang oleh Morley, ditikam pula.
Sebenarnya ada beberapa alasan mengapa dua admiral ini tidak bisa mengeluarkan full power, bahkan tercitrakan lebih lemah ketimbang komandan Pasukan Revolusi. Salah satunya lokasi bertarung yang tidak menguntungkan. Karena jika Fujitora & Greenbull mengeluarkan full Power ada kemungkinan Marijoa akan mengalami kerusakan cukup besar. Sedangkan di waktu yang sama sedang berlangsung sidang Reverie yang dihadiri bangsawan dari seluruh dunia. Menjaga keamanan lebih diutamakan.
Setidaknya sikap itulah yang ditunjukkan oleh Greenbull pada saat Fujitora akan memanggil meteor. Greenbull secara personal keberatan dengan tindakan itu. Di lain hal, secara persiapan penyusupan Pasukan Revolusi yang cukup lebih matang, menguntungkan mereka dalam bertindak & mengatur langkah-langkah pertarungan.
Fujitora yang secara karakter adalah petarung jarak dekat di-counter Karasu yang secara gaya bertarungnya jarak jauh. Kemudian Greenbull yang secara karakter bertarungnya attack & defense dipaksa defensive dengan serangan kejutan yang intens oleh Morley. Bahkan Greenbull tertusuk di telapak tangannya.
Tapi dengan fakta tersebut, apakah bisa dipastikan komandan Pasukan Revolusi lebih kuat dari Admiral? saya pikir belum tentu, apalagi jika faktor yang saya jelaskan mengapa Admiral terasa di-nerf. Tentu akan berbeda hasilnya jika bentrokan terjadi di luar Marijoa. Ada yang setuju?
LINK BACA KOMIK ONE PIECE DI MANGAPLUS