KURUNGBUKA.com, SERANG – Muamalat Institute (MI) mendorong warga Lingkungan Ciloang, Kelurahan Sumur Pecung, Kecamatan Serang, Kota Serang guna berwirausaha di masa pandemi yang panjang ini. Kira-kira, bagaimana ya tips dan triknya? Penasaran?
Yuk, simak cerita para pemateri dalam acara Jumat Berkah dan GO-WEST 300 KM yang dilaksanakan di Gedung Auditorium Surosowan, Lingkungan Ciloang, Kelurahan Sumur Pecung, Kecamatan Serang, Kota Serang, Jumat (8/01).
Kisah inspiratif bagaiamana survive di masa pandemi disampaikan oleh mereka yang berkompeten di bidangnya, loh. Yuk kita kenalan, bersama Direktur Executive Anton Hendrianto, Branch Manager Bank Muamalat Indonesia Serang Firmansyah Safari, Wirausaha Eko Setyari, dan Pendiri Rumah Dunia Gol A Gong.
Dihadiri oleh sekitar 15 orang dengan berbagai latar belakang dan tentunya kegiatan ini menerapkan protokol kesehatan yang ketat seperti mengecek suhu tubuh, membagikan masker juga membagikan face shield.
Anton melakukan gowes sepeda sejauh 300 kilometer bersama seorang temannya Eko Setyari sambil menjelajahi Kota Tangerang Selatan, Kota Tangerang, Kabupaten Tangerang, Kabupaten Serang, Kota Serang dan Kota Cilegon.
Anton menuturkan, gowes 300 kilometer merupakan simbol semangat, untuk lebih baik lagi di tahun 2021. “Seperti kita ketahui di 2020 kita semua mengalami terpuruk ya, jadi di 2021 ini semangat harus dikobarkan. Kita ingin Muamalat Institute memiliki kinerja 300 persen lebih baik dari tahun 2020,” ujar Anton, Jumat di sela-sela kegiatan.
Ia menyadari target 300 persen itu masih ngambang. “Memang kita bertanya-tanya, bisa enggak ya di 2021 naik 300 persen dari 2020? Saya pribadi belum pernah melakukan gowes sejauh 300 km, tapi saya bakar spirit supaya tetap optimis bahwa kita bisa,” terang Anton yang juga pejabat senior di Bank Muamalat Indonesia.
Pendiri Rumah Dunia Gol A Gong, merasa senang dengan adanya program Jumat Berkah ini dari Muamalat Institute di Rumah Dunia.
“Saya berharap Bapak dan Ibu yang hadir dis ini bisa mengambil apa yang disampaikan dan terapkan dalam kondisi pandemi seperti menjaga kesehatan tubuh dan menciptakan wirausaha di tengah pandemi yang kita alami, ” ungkap penulis ‘Balada Si Roy’ ini saat memberikan sambutan.
Sementara itu, wirausahawan Eko Setyari bercerita tentang pengalamannya saat memutuskan menjadi pelaku usaha yang mandiri saat dirinya sudah mapan bekerja di perusahaan. “Awalnya agak berat sih memutuskan keluar dari perusahaan, tapi karena tekad sudah bulat, tantangan itu saya ambil juga,” katanya.
Di tiga bulan pertama setelah resign dari perusahaan, Eko mengaku sempat kewalahan memenuhi kebutuhan ekonomi dalam kondisi tak ada pekerjaan. Namun akhirnya ia mendapatkan ide berjualan online produk peralatan makan berbahan dasar kayu. “Awalnya saya niat jualan makanan sih, terus difoto, tempat makanan itu piring dari kayu, eh orang malah pengen beli piringnya,” kata Eko.
Kemudian ia mulai menjalankan bisnis itu, menjual piring kayu kepada konsumen. Semakin lama peminatnya bertambah, ia pun mulai kerepotan mengepak barang lalu membayar orang untuk jadi karyawannya. “Alhamdulillah saya sudah punya dua karyawan,” ungkapnya.
Eko berbagi tips untuk memulai usaha di masa pandemi, pertama sungguh-sungguh, ikhlas, memanfaatkan media sosial dengan foto instagramable, dan membuat caption semenarik mungkin. “Kita harus punya inovasi dan berwirausaha karena sekarang zamannya sudah serba digital, maka jualannya juga digital,” pungkasnya.
Selesai kegiatan sosialisasi ini, dilanjutkan dengan melakukan ‘road show’ ke Alun-alun Kota Serang dengan memberikan nasi box kepada pemulung, pengemis, ojek pengkolan, ojek online, tukang becak dan masyarakat lainnya yang merasakan dampak Covid-19. (rhu)