KURUNGBUKA.com, SERANG – Pembahasan materi kelas cerpen di Sekolah Menulis Banten (SMB) kali ini diisi dengan membedah naskah cerpen para peserta. Rahmat Heldy HS, selaku tutor kelas menulis sekaligus direktur SMB mengatakan, beberapa cerpen peserta belum memiliki suspens atau ketegangan.

“Hal ini penting diperhatikan, agar cerpen yang kita tulis menjadi semakin menarik. Kalau cerita kita datar-datar saja, tidak ada ketegangan atau kejutan-kejutan, pembaca akan bosan,” kata Rahel di sela-sela mengisi kelas, di Sekretariat SMB, Perumahan Griya Bukit Intan, Blok H.2 No.3 Ds. Sukabares, Kec. Waringinkurung, Kabupaten Serang, Provinsi Banten, Minggu (18/6/2023).

Hari itu Rahel membahas dua naskah cerpen peserta SMB milik Hendri, Guru Bahasa Indonesia di SMPN 6 Kota Serang dan Desmawati, Guru Bahas Indonesia di SMAIT Raudhatul Jannah, Cilegon. Hendri menulis cerpen dengan judul “Gadis Khayalan” sedangkan Desmawati menulis cerpen “Duniaku yang Kecil”.

Rahel menambahkan, cerpen yang ditulis Hendri tentang perjuangan seorang tokoh dalam mendapatkan cinta suci perempuan pujaan hatinya. Sedangkan cerpen Desmawati bercerita tentang pengedar narkoba.

“Sebenarnya kedua cerpen ini bagus dalam alur cerita. Hanya punya Hendri perlu ditambahkan unsur-unsur lokalitas, agar cerpennya tidak sekadar seputar percintaan saja. Misalnya bisa ditambahkan dengan konflik orangtua si perempuan tidak setuju. Atau juga buat tuduhan-tuduhan kena santet dan pelet. Itu akan lebih banyak kejutan,” sambung Rahel.

Sedangkan masukan untuk cerpen Desmawati, kalimat pembuka cerpen langsung dengan adegan si tokoh sedang dikejar-kejar polisi, bukan Satpol PP. “Sepertinya kurang tepat kalau Satpol PP yang menangkap pengedar narkoba, mungkin lebih tepat adalah Polisi. Perlu kita ingat, meski menulis karya fiksi, tapi logika-logika cerita harus diperhatikan,” jelas Rahel kepada para peserta SMB.

Di tempat yang sama, Hendri mengaku sangat senang cerpennya mendapat masukkan langsung dari sang tutor.

“Ini merupakan ilmu untuk saya. Saya bukan cerpenis. Saya lebih banyak menulis artikel dan puisi. Dari masukan-masukan ini, saya ada ide baru, menemukan konflik dan lain-lain. Saya senang belajar di SMB, karena banyak ilmu yang didapat. Ini menjadi hal penting buat saya, jika membuat kalimat harus ada kelogisan dan kejutan-kejutan,” ujar Hendri yang selalu bersemangat belajar.

Hendri menambahkan cerpen hasil koreksian ini nantinya ia akan kirim ke media online. Saat ditanya apa arti menulis bagi Hendri, menulis itu adalah nafas kehidupan. “Andaikata tidak ada penulis, bagaimana kita mengenal wawasan pendidikan ke depannya, karena kita mengenal wawasan pendidikan hari ini, itu tak lepas dari penulis-penulis sebelumnya,” ungkap Hendri.

Tamu Duta Bahasa Banten

Kegiatan belajar mengajar di SMB juga diliput oleh Syukron (26), Duta Bahasa Provinsi Banten tahun 2020 dan Akmal (21) Duta Bahasa Provinsi Banten tahun 2021. Syukron dan Akmal merupakan Pj program bidang konten media dan publikasi.

“Tujuan meliput kegiatan SMB ini, kita ingin memperbanyak informasi literasi terkait bahasa digital. Sumbernya tidak terbatas hanya di buku saja, tapi juga digital,” ujar Akmal yang mengatakan kegiatan SMB akan ditayangkan di channel youtube Duta Bahasa Banten.

“Ini penugasan dari pusat badan bahasa, untuk peliputan di bidang sastra dan literasi. Kita ingin menyampaikan pada banyak orang tentang literasi. Kita juga sudah meliput Achi TM. Dan nanti kita juga rencananya akan meliput kegiatan Mas Gol A Gong, selaku Duta Baca Indonesia dan Rumah Dunia,” tutup Syukron. (rin/dhe)