Tanggal 2 Februari 2021 lalu telah kita lihat bersama bahwa 3 Bank Syariah (BNI Syariah, BRI Syariah, Mandiri Syariah) di merger menjadi satu dengan nama Bank Syariah Indonesia. Perkembangan ekonomi syariah memang sedang mengudara saat ini. Pasalnya berdasarkan laporan The State of The Global Islamic Economy 2020, yang dikutip dari Kompas.com, Indonesia kini berada di posisi ke-4, meningkat dari posisi ke-5 di tahun 2019 dan tahun sebelumnya yang menempati posisi ke-10.

Dua tahun sebelum hal ini terjadi, tepatnya Juli 2019, salah satu mahasiswa Ekonomi Syari’ah, Arya Nur Fauzi mencoba membuat start-up yang menghimpun para pengusaha dalam satu aplikasi berbasis syariah. Ada 5 kategori bisnis dalam aplikasinya yakni: makanan halal (halal food), produk halal (halal product), pakaian halal (halal fashion), kosmetik halal (halal cosmetic), dan wisata halal. Waaah, jadi penasaran nih dengan Eksyarpreneur yang diinisiasinya. Yuk, kita ngobrol bareng Kang Arya!

  • Assalamu’alaikum, Kang Arya. Saya liat di story whatsapp-nya lagi sibuk dengan pelatihan design graphic nih? Betul?

Wa’alaikum salam. Betul Kang, ini salah satu rutinitas anggota Eksyarpreneur untuk menunjang skill di bidang design. Pasalnya di era yang serba cepat ini keahlian akan design menjadi salah satu peluang usaha.

  • Memang apa tujuan di bentuknya Eksyarpreneur Kang?

Tujuannya untuk turut serta dalam syiar Ekonomi Syariah di Indonesia dan mendukung strategi Masterplan Ekonomi Syariah 2020-2024 yang dicanangkan Pemerintah Republik Indonesia.

Tentunya selain itu, Eksyarpreneur juga bertujuan untuk menjadi inkubator bisnis syariah, yakni tempat di mana wirausaha muda muslim Indonesia menempa dirinya menjadi wirausaha muda yang menjalankan aktivitas usahanya sesuai dengan prinsip-prinsip ekonomi syariah.

  • Biasanya nih, Kang, mahasiswa semester awal itu mayoritas bucin dan sibuk memadu kasih dengan lawan jenis. Nah, ide membuat Eksyarpreneur muncul dari mana, Kang?

Haha, nggak semua mahasiswa bucin, Kang. Ide ini muncul pada saat saya di amanahi menjadi Sekbid Internal HMJ ES 2018. yang saya amati lulusan ekonomi syariah di UIN Banten jarang yang menjadi wirausaha. Mayoritas adalah pegawai perbankan dan perusahaan swasta. Padahal seharusnya, lulusan Ekonomi Syariah juga bisa mencetak wirausaha muda yang dapat membuka lapangan pekerjaan bagi lulusan sekolah vokasi dan jurusan lainnya.

Jadi kala itu saya merasa prihatin dengan mahasiswa Ekonomi Syariah yang punya bisnis tapi jualannya masih single fighter (Jual Sendiri tanpa berkomunitas) dan menjual produknya dengan keliling ke setiap kelas. Akhirnya, saya mengusulkan untuk membuat program Pojok Kewirausahaan HMJ Ekonomi Syariah yang menjadi cikal bakal komunitas Eksyarpreneur Indonesia. Setelah silaturahmi dan diskusi dengan dekan FEBI UIN Banten akhirnya kami mendapatkan izin menggunakan tempat di taman FEBI untuk menjadi lokasi Pojok Kewirausahaan.

  • Jadi begitu cikal bakal lahirnya Eksyarpreneur, ya. Lalu Apakah ada perbedaan antara struktural organisasi di Eksyarpreneur, Kang?

Ada. Bedanya struktural kepengurusan di Eksyarpreneur dipimpin oleh CEO dan di bantu oleh jajaran direksi lainnya seperti COO, CFO, CTO, CPO, CMO, CDO.

Adapun divisinya ada 4 :
1. Divisi Relation and Development (RnD)
2. Divisi Concept and Manajement (CnM)
3. Divisi Communication, Business, and Syariah Economie (CBES)
4. Divisi Design and Video Graphic (DnV)

Lalu kerjasama apa yang telah dibangun oleh Eksyarpreneur?

Selama tahun 2020 kami telah menjalin kerjasama dengan Kemenpora RI, Suku Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Jakarta Barat, PP Polri, dan PBNU. Kami juga sering bekerjasama dengan organisasi dan komunitas kepemudaan dan kewirausahaan seperti FKP, Pemuda HPN, Kopma se-Indonesia, Fossei dan KSEI se-Indonesia, juga berbagai komunitas yang bergerak dalam syiar dakwah islam seperti Moslem Journey dan Scarf Media.

  • Gokil juga mitra yang udah diajak kolaborasi, Kang. Makin keren aja dah, nih, Eksyarpreneur. Terus, gimana ceritanya nih, Eksyarpreneur bisa bermetamorfosis menjadi aplikasi digital?

Alhamdulillah kang, berkah bersilaturahim.

Yapss, pada tahun 2019, tepat sebelum berakhirnya masa jabatan saya di HMJ, saya kembangkan Eksyarpreneur menjadi organisasi di luar kampus dalam skala nasional. lalu saya kembangkan aplikasi marketplace berbasis syariah untuk memigrasikan program pojok kewirausahaan ke dalam dunia teknologi. Akhirnya terciptalah Eksyarpreneur Apps. Yakni, marketplace berbasis syariah yang telah berkesempatan menjadi best 80 Start-Up BRI Innovation Lab dan Tenant pada acara Youth Fair 2019 Kemenpora RI X PP IPNU.

  • Ajiiib bukan main, bisa jadi mitra BUMN juga yah, Kang. Gue yakin hal itu dicapai bukan dalam kerja satu malam. Semoga getaran Semangat kawan-kawan Eksyarpreneur ini bisa menggerakan mahasiswa Banten dalam dunia teknologi. Terakhir nih, Kang. apakah aplikasi Eksyarpreneur bisa di-download via Google Play Store? Dan Berapa total biaya yang telah dihabiskan untuk membuat Eksyarpreneur Apps?

Saat ini belum di-upload ke Play Store. Tapi aplikasi ini sudah digunakan sejak pertama kali diluncurkan prototype-nya di bulan juli 2019. Hingga kini ada 500 user dan 25 mitra UMKM dengan total perputaran uang dalam aplikasi sekitar 25 Juta selama 1 Tahun. Untuk membuat Eksyarpreneur, kami merogoh kocek sekitar 5-9 jutaan untuk segala lisensi dan juga server. Mohon doanya saja, semoga aplikasi ini bisa mencakup lebih banyak user dan bermanfaat untuk banyak orang.

  • Aamiin. Sukses terus, Kang. Nuhun atas waktunya.

Sami-sami. Sukses juga untuk Kurungbuka.com. Mari bersama memajukan Banten dengan cara kita masing-masing. (Met)