KURUNGBUKA.com, SERANG – Novel Balada Si Roy menjadi novel legendaris karangan dari pendiri Rumah Dunia, Gol A Gong. Dikatakan legendaris karena Gramedia sebagai penerbitnya, berulangkali mengganjar best seller untuk novel ini. Balada Si Roy sampai saat ini bahkan masih punya banyak pembaca, fans dan sekaligus pengkritiknya. Novel ini juga menjadi tren para pemuda era 90-an dengan kalung dog tag dan kemeja flanelnya.

Menurut Akademisi Untirta, Firman Hadiansyah, sebagai pemerhati sastra populer, melihat Balada Si Roy sebagai novel yang inspiratif. Sebuah novel yang membuat banyak orang ingin terus lanjut membacanya.

“Jika kita baca ulang bahwa ada ruang kontemplatif yang bisa kita baca dengan tipikal anak muda yang melakukan pemberontakan dengan caranya sendiri,” kata Firman dalam talkshow yang ditayangkan oleh Sultantv.co, Jumat (1/12/2020).

Dalam hal ini, Firman menyoroti pemberontakan yang dilakukan oleh Roy adalah daya tariknya yang diposisikan sebagai anak muda yang dalam konteks budaya global tidak terlalu jadi rujukan prestasi di sekolahnya. Roy lebih dikenal dengan seseorang yang lebih banyak suka bertualang.

“Justru di sekolah dia lebih senang bolos, tapi yang dimaksud bolos di sini itu dia melakukan pembelajaran di luar sekolah. Malah dengan menteri yang sekarang dimunculkan tuh dengan istilah merdeka belajar,” ujarnya.

“Merdeka belajar itu dilakukan di tahun 80-90’an versi Gol A Gong, kalau saya lihat. Karena si anak muda dikenalkan hal-hal di luar sekolah (belajar di luar sekolah-red), dan dia (tokoh roy-red) mendekatkan diri pada realitasnya,” tambah Firman.

Sebagai informasi tambahan, novel ini akan difilmkan oleh IDN Pictures yang disutradarai oleh Fajar Nugros dan akan rilis di pertengahan tahun 2021.(lemri)