Suara azan subuh membangunkan Laila yang sedang tidur nyenyak di atas kasurnya.

“Nak, ayo kita salat subuh!” Suara ibunya terdengar dari balik pintu yang terkunci.

“Iya, Mah, aku akan segera salat!” seru Laila yang masih mengumpulkan nyawa. Dengan segera ia mandi dan berwudu serta mempersiapkan sajadah dan mukenanya, lalu ikut salat berjamaah dengan ayah dan ibunya.

Selesai salat, Laila bergegas mengenakan seragam sekolahnya untuk bersiap-siap pergi ke sekolah.

“Laila, ayo sarapan dulu! Jangan buru-buru, kan masih pagi.” Seperti biasa Laila menolak dan memutuskan untuk pergi ke sekolah dengan cepat hingga lupa untuk pamitan kepada kedua orang tuanya.

Bel masuk berbunyi. Semua siswa duduk di bangkunya masing-masing dengan rapi sampai datang guru Agama, Bu Sinta.

Assalamualaikum! Selamat pagi anak-anak!” sapa Bu Sinta dari arah pintu kelas.

Waalaikumsalam! Pagi, Bu!” Seluruh siswa serentak menjawab. Suasana kelas yang tadinya gaduh menjadi hening. Buku yang disimpan di atas meja terasa kaku. Bu Sinta pun memulai pelajarannya yang konon sangat  diminati oleh para siswa.

“Baik anak-anak, sekarang Ibu akan menjelaskan tentang pentingnya berdoa.” Baru saja Bu Sinta menuliskan topik pelajarannya itu di papan bor, Sarah mengacungkan tangan.

“Bu, seberapa penting sih berdoa?” Siswi kelas 4 SD itu memang terkenal sangan aktif, hingga tidak sungkan untuk bertanya.

“Sangat penting sekali. Sebagai umat beragama, Tuhan menganjurkan kita untuk senantiasa berdoa setiap kali akan melakukan aktivitas apa pun karena di dalam doa mengandung keselamatan.” Bu Sinta menjelaskan dengan sangat baik.

Sarah bertanya kembali. “Memang apa sih akibatnya kalau kita tidak berdoa, Bu?”

Pertanyaan itu membuat Laila yang sedari tadi hanya terdiam menoleh ke arah Sarah. Ia menatap sinis temannya itu. Mungkin Laila  merasa tersinggung karena kebiasaannya yang tidak suka berdoa saat akan tidur.

“Sarah, berdoa adalah salah satu usaha kita untuk meminta keselamatan dan perlindungan kepada Tuhan atas apa yang hendak kita lakukan. Jika kita tidak berdoa, kemungkinan akan mengalami hal-hal yang kurang menyenangkan. Contohnya tidak membaca doa sebelum tidur, bisa jadi ia akan bermimpi buruk.” Sarah pun mengangguk tanda mengerti. Lalu tiba-tiba saja Laila mengacungkan tangan.

“Tetapi Bu, saya tidak suka membaca doa sebelum tidur, tapi baik-baik saja kok.”

“Laila, mungkin memang tidak selalu begitu, tetapi berdoa tetaplah penting untuk keselamatan diri kita.”

Laila pun hanya menganggap sepele perkataan gurunya itu. Ia sama sekali tidak menghiraukannya hingga saatnya pulang.

***

Bulan purnama sangat indah malam ini. Cahayanya menembus jendela kamar Laila.

“Nak, cepat tidur! Ini sudah malam. Jangan lupa baca doa sebelum tidur ya!”

Perkataan ibunya barusan membuat Laila terusik. Ia tidak senang karena selalu diingatkan begitu. Laila pun tertidur tanpa membaca doa terlebih dahulu.

Sesaat kemudian…

“Mah, jangan tinggalkan aku!” Jerit Laila. Ibu dan ayahnya terkejut dan bergegas lari ke arah kamar Laila.

“Laila! Bangun, Nak! Kamu kenapa?”

Laila terbangun. Ia tampak kebingungan ketika melihat ibunya. Kemudian menangis histeris dan langsung memeluknya.

“Mah, jangan tinggalkan aku!” Ibunya tersenyum. Ia menebak, pasti anaknya mimpi buruk.

“Kamu kenapa?”

Sambil tersedu-sedu Laila menceritakan perihal mimpinya tadi.

“Kamu pasti tidak berdoa saat mau tidur tadi?”

Laila mengangguk.

“Nah, sekarang kamu sudah tahu kan, akibat dari tidak membaca doa?”

Laila kembali mengangguk sambil melepaskan pelukannya. “Iya, Mah. Mulai saat ini dan seterusnya aku akan membaca doa di mana pun dan kapan pun deh.”

Sejak saat itu Laila tidak pernah malas lagi berdoa setiap kali ia akan melakukan sesuatu.[]